2018, Pemerintah KSB Fokus Laksanakan Program Bariri

Taliwang, – Program Daerah Pemberdayaan Gotong Royong (PDPGR) yang telah berhasil dilaksanakan pemerintah Kabupaten Sumbawa Barat (KSB), akan lebih maksimal pada tahun 2018 mendatang, lantaran beberapa kendala dan kelemahan yang dilaksanakan tahun ini, telah dievaluasi dan ditemukan solusinya.

Asisten bidang ekonomi pembangunan (Asisten 2), Dr Ir H Amry Rakhman MSi mengatakan, pemantapan terhadap berbagai program Bariri yang sudah disalurkan di tahun 2017 ini akan fokus pada beberapa hal. Mulai dari agenda pemberdayaannya, usahanya, manajemen kelemabagaannya hingga teknis produksinya. “Bantuan Bariri kan memberikan modal kepada masyarakat, seperti Bariri UMKM, Tani, Ternak dan Nelayan. Nah kalau tahun ini kita sudah salurkan bantuannya tentu ke depan ekspansinya pada pembinaan pemberdayaannya,” terangnya.

Ia mencontohkan, pada program Bariri UMKM, tahun ini realisasi program bantuan tersebut sudah banyak diakses oleh masyarakat yang memiliki usaha. Terhadap mereka yang sudah mendapatkan bantuan itu, pemerintah harus melakukan pendampingan agar dana yang diterimanya dapat dimanfaatkan sebaik mungkin untuk mengembangkan usahanya. “Begitu juga dengan program Bariri lainnya. Masing-masing SKPD harus melakukan pembinaan supaya bantuan yang diterima tidak disalahgunakan,” tegasnya.

Menurutnya, jika nanti pasca pemantapan terhadap setiap program Bariri telah terlihat hasilnya. Pemerintah tentu akan menambah anggaran program tersebut, mengingat dalam setahun pertama program itu digelontorkan masih banyak masyarakat yang belum mendapatkan kesempatan mengaksesnya. “Kalau dari perkembangannya bagus, nanti kita lihat lagi di APBDP (2018) misalnya, apa perlu ditambah uangnya atau tidak,” urainya.

Ia menegaskan, setiap SKPD yang mengelola program Bariri agar menjalankan agenda pemantapan pemberdayaan terhadap masyarakat yang sudah mengakses bantuan tersebut. Hal ini untuk mengetahui tingkat keberhasilan program selain itu sebagai acuan kebijakan pemerintah ke depan untuk mengalokasikan anggarannya. “Kalau tidak tahu tingkat keberhasilannya terus tetap diberikan anggaran. Itu sama saja membuang garam di laut. Jadi sia-sia programnya,” cetusnya. **