Fud Syaifuddin : Minat Baca Guru KSB Masih Kurang

Taliwang, – Berbagai upaya telah dilakukan pemerintah Kabupaten Sumbawa Barat (KSB) untuk meningkatkan minat baca masyarakat terutama pelajar, termasuk dengan membuka layanan kunjungan di Perpustakaan daerah yang berada pada Dinas Arsip dan Perpustakaan (Arpusda) pada hari libur (sabtu dan minggu), namun peningkatannya belum terlalu signifikan.

“Untuk meningkatkan minat baca pelajar khususnya, harus diawali dengan tingginya minat baca dari guru itu sendiri, karena kita ketahui bahwa siswa selalu menjadikan guru sebagai contoh atau tauladan, termasuk orang yang berada dekat dengan kehidupannya,” tegas Wakil Bupati KSB, Fud Syaifuddin ST.

Untuk meningkatkan minta baca para guru, orang nomor dua di Bumi Pariri Lema Bariri itu meminta agar setiap sekolah membuat jadwal kunjungan ke Perpustakaan daerah dengan mengikuti sertakan para siswa itu sendiri. “Saya berharap sekolah membuat jadwal kunjungan ke perpustakaan. Peserta dalam rombongan sekolah jangan hanya pelajar, tetapi juga guru yang berada dalam lingkungan satuan pendidikan harus wajib ikut juga,” timpalnya.

Masih keterangan Wabup, jika guru ingin meningkatkan minat baca, jangan hanya fokus membaca pelajaran yang menjadi tugas pengajarannya setiap hari, tetapi juga harus memiliki keinginan mengetahui pelajaran lain. “Guru jangan hanya tahu tentang pelajaran yang akan diajarkan saja, namun harus mengetahui banyak hal sebagai tambahan pengetahuan,” ajaknya.

Cara lain untuk meningkatkan minat baca lanjut Fud sapaan akrabnya, dalam lingkungan sekolah bisa ditempelkan beberapa tulisan sebagai bentuk pengajaran kepada siswa. “Saya belum melihat banyak sekolah yang memiliki inovasi dalam meningkatkan minat baca siswa. Hal itu disebabkan juga lantaran minat baca dari guru itu sendiri yang masih kurang,” tuturnya, sambil menambahkan bahwa guru harus memberi contoh dan membuat gerakan untuk meningkatkan minat baca, menulis dan berhitung (calistung) siswa.

Dikatakan Wabup, guru ibarat buku berjalan. Minat baca bukan saja ditumbuhkan pada anak-anak tapi mulai dari guru sendiri. Guru adalah contoh, Jika guru tidak bisa memberikan yang terbaik, maka tidak mungkin muridnya akan melakukan yang terbaik. Karenanya, mulailah mencintai profesi sebagai guru. Dengan mencintai profesi tersebut, guru akan memberikan dedikasi yang terbaik untuk anak-anak. “Kepala Sekolah dan guru harus memberikan contoh gerakan litetasi agar diikuti anak-anak,” kata Wabup.

Meningkatkan kesadaran membaca atau literasi yang kemudian membangkitkan kesadaran menulis dan berhitung tidak cukup dengan mengajak. Maka harus ada gerakan yang dilakukan sekolah sebagai ujung tombak. Wabup pun mencontohkan pertama, seperti yang dilakukan di SDN 1 Sapugara Bree, dimana pihak sekolah menempel beraneka tulisan yang berwarna warni dengan tujuan mengajak siswa membaca.

Kedua, bisa menggerakkan dan meningkatkan literasi dengan menjadwalkan anak-anak ke perpusatakaan. Atau bisa juga bekerjasama dengan Dinas Perpustakaan mendatangi sekolah agar anak-anak bisa bisa membaca buku lebih banyak. Ketiga memberi pekerjaan rumah kepada muridnya untuk membuat dongen, sehingga murid tersebut akan membaca kemudian menulis dongen yang diminta guru. Atau kemudian membuat lomba pidato, lomba karya tulis di sekolah. Lomba tersebut akan membuat murid mencari referensi yang tentu akan mereka baca dan ditungkan dalam bentuk tulisan. **