Taliwang, – Takjil atau makanan untuk berbuka puasa yang diperdagangan masyarakat di Kabupaten Sumbawa Barat (KSB), pada Senin 21/5 kemarin diuji kandungannya oleh Balai Pengujian Obat dan Makanan (BPOM). Kegiatan itu sendiri bekerjasama dengan tim pangan pemerintah KSB yang terdiri dari Dinas Kesehatan, Dinas Koperasi Perindustrian dan Perdagangan (Koperindag).
Pantauan langsung media ini, tim penguji kandungan melakukan penyisiran disejumlah titik lokasi yang menjadi tempat penjualan takjil. Hal itu untuk membeli takjil yang akan diuji. Hasil penyisiran mendapatkan 54 jenis makanan yang akan dujikan. “Ada 54 sampel takjil dan kami uji kandungannya,” kata Tito Veriyanto yang menjadi perwakilan BPOM Mataram.
Masih keterangan Tito sapaannya, dari hasil pengujian tidak ditemukan kandungan berbahaya seperti borak, rodamin dan bahan kimia berbahaya lainnya yang terkandung dalam takjil. “Kami hanya menemukan kandungan borak pada berbagai model dan jenis kerupuk, sementara untuk takjil semuanya aman untuk dikonsumsi,” lanjutnya.
Terhadap kerupuk yang dipastikan mengandung borak, tim akan mendatangi lokasi penjualan untuk memberikan pembinaan langsung, termasuk meminta kesadaran masyarakat agar dagangan itu dimusnahkan secara bersama-sama. “Kami pastikan bahwa kerupuk itu tidak boleh dijual, jadi harus dimusnahkan dihadapan penjual itu sendiri,” tegasnya.
Masih keterangan Tito, selain akan melakukan pemusnahan terhadap kerupuk yang diperdagangkan, tim juga akan meminta pernyataan dari pedagang itu sendiri untuk tidak lagi menjual jenis yang sama, termasuk akan meminta keterangan tentang bahan baku yang dipergunakan. “Kami ingin tahu apakah kerupuk itu diproduksi sendiri atau dibeli, agar tim bisa melakukan penyusuran pihak produsennya,” terangnya.
Sementara Muhammad Drajat SE selaku kasi perlindungan konsumen didampingi Iswanto SE selaku kasi perdagangan dalam negeri pada Dinas Koperindag KSB menyampaikan, jika temuan tentang adanya kandungan borak terhadap kerupuk akan ditindaklanjuti secara serius, terutama untuk mengingatkan bahwa ada bahan berbahaya yang dipergunakan. “Kami akan melakukan penelusuran termasuk mendatangi produsen. Hal itu sebagai bentuk pembinaan pemerintah,” terangnya.
Sementara Lalu Ashari Cahyadi selaku kasi promosi kesehatan pada Dikes KSB mengaku cukup bangga dengan hasil pengujian tersebut, dimana dari seluruh jenis takjil yang diuji dinyatakan aman untuk dikonsumsi. “Meskipun ada makanan jenis kerupuk yang dinyatakan mengandung borak, tetapi untuk takjil dalam kondisi aman. Hal itu bisa menjadi indikator bahwa sudah mulai meningkat kesadaran warga kita,” tandasnya. **