UPTD Farmasi Pastikan, Stok Obat Aman Sampai Juli 2019

Taliwang, – Meskipun penggunaan obat pasca bencana gempa bumi mencapai 50 persen dari persediaan, namun Unit Pelaksana Tekhnis Dinas (UPTD) Farmasi selaku pengelola obat-obat kebutuhan di Kabupaten Sumbawa Barat (KSB) memastikan, jika stok yang ada sekarang masih bisa mencapai Juli 2019 mendatang.

Akmal Gauhar, S.Apt selaku kepala UPTD Farmasi yang dikonfimasi media ini mengakui, jika penggunaan obat pasca gempa sangat tinggi, sehingga persediaan untuk tahun 2019 terpakai kala itu, namun pihaknya sudah mendapat bantuan obat dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes). Hal itu yang membuatnya memastikan stok obat tidak ada masalah.

Diakui Akmal, bantuan obat itu sendiri setelah pihak pemerintah KSB melalui UPTD Farmasi melaporkan adanya bencana gempa bumi, sehingga memperkirakan akan terjadi lonjakan penggunaan obat. “Kami memang mengantisipasi penggunaan obat akan melimpah pasca gempa, sehingga menyampaikan persoalan itu kepada Kemenkes. Permohonan itu langsung ditindaklanjuti dengan memberikan bantuan obat,” tuturnya.

Selain mendapatkan bantuan obat dari Kemenkes, pihak UPTD Farmasi juga pernah menerima bantuan obat dari pemerintah Kabupaten Dompu, termasuk obat yang didistribusikan oleh pihak PT. Amman Mineral Nusa Tenggara (AMNT). “Tiga hari setelah kejadian, kami mendapat bantuan obat dari pemerintah Kabupaten Dompu, kemudian pihak PT.AMNT juga melakukan pengobatan keliling. Obat sisa kegiatan itu sendiri diserahkan kepada kami,” lanjutnya.

Dibeberkan Akmal, UPTD Farmasi sebenarnya hanya akan melayani kebutuhan obat bagi Puskesmas, namun pasca gempa cukup banyak komunitas peduli gempa yang menggelar pengobatan gratis bagi warga terdampak, sehingga obat yang menjadi kebutuhan disuport UPTD Farmasi. “Karena banyak komunitas peduli gempa yang memberikan pelayanan dilokasi pengusian, maka penggunaan obat cukup tinggi saat itu,” ucapnya.

Selain itu juga diakui bahwa pihak UPTD Farmasi juga memberikan dukungan obat-obatan untuk pelayanan Rumah sakit lapangan yang didirikan pihak Tentara Nasional Indonesia (TNI). “Pokoknya, komunitas apapun yang mengajukan permohonan dukungan obat tetap kami berikan, karena untuk melayani masyarakat terdampak gempa,” tegasnya.

Jenis obat yang paling banyak dipergunakan pasca gempa adalah, anti nyeri, darah tinggi dan sirup anak serta obat-obatan lain yang mengandung paracetamol. **