KUB LPEM Dasan Anyar Terus Produksi Minyak dan Sambal “Lala”

Jereweh, – Kelompok Usaha Bersama Lembaga Pengembangan Ekonomi Masyatakat Dasan Anyar (KUB-LPEM) yang berada di Desa Dasan Anyar kecamatan Jereweh, terus melakukan produksi minyak goreng dan sambal yang berbahan dasar kelapa, bahkan menjadikan prouksi itu sebagai usaha serius untuk kesejahteraan anggota.

Zuberdin selaku ketua KUB-LPEM membeberkan jika kelompoknya sudah memproduksi minyak goreng yang berbahan baku kelapa atau yang biasa masyarakat sebut minyak “Lala”. Keunggulan minyak yang diproduksi bukan hanya guruh tetapi juga bebas kolestrol. Selain itu juga ampas dari pengolahan minyak itu sendiri dimanfaatkan sebagai bahan pembuatan sambal. “Nilai ekonomis cukup besar dengan konsentrasi produksi minyak goreng dan sambal Lala,” akunya.

Diakui Zuberdin, peluang bisnis itu sebenarnya sudah lama ingin ditekuni, mengingat wilayah Dasan Anyar bahwa areal Kabupaten Sumbawa Barat (KSB) termasuk penghasil kelapa, sehingga tidak akan sulit untuk mendapatkan bahan baku. “Selama ini belum ada dukungan dari berbagai pihak untuk melakukan pengembagan usaha tersebut,” lanjutnya.

Masih keterangan Zuberdin, memproduksi minyak goreng dan sambal lala bukan sekedar peluang usaha, tetapi juga ada upaya untuk menjaga tradisi masyarakat. “Selain mempertahankan budaya juga menjadi peluang bisnis,” terangnya.

Lebih lanjut disampaikan bahwa pihaknya telah perencanaan untuk melakukan pengembangan usaha, dimana bukan hanya kelapa yang akan dimanfaatan tetapi juga serabut dan batok kelapa hingga ampas dari minyak lala. “Ampas minyak lala atau blondo menjadi bahan pembuatan sambal yang diracik dengan bumbu khas Sumbawa dan dikemas menarik rasanya dijamin,” bebernya sambil mengaku bahwa keberadaan sambal lala telah di perkenalkan di Jakarta beberapa waktu lalu.

Ismol Bahar, salah seorang tim Community Business Development PT Amman Mineral Nusa Tenggara (CD-PT.AMNT) menyampaikan, jika usaha yang ditekuni itu dibina secara serius dan akan terus mengembangkan sebagai usaha yang memang cukup potensi sebagai areal bisnis. “Kami dari Tim CBD terus melakukan pembinaan kepada kelompok yang telah  bergabung dan pastinya memantau perkembangannya dari produksi hingga bahan bakunya, sehingga meminimalisir kendala,” terangnya.

Diakui juga bahwa sudah puluhan KUB binaan CBD yang merupakan bagian dari program paradigma baru sesuai komitmen perusahaan, serta tidak sedikit juga kelompok usaha yang telah  mengajukan permohonan bantuan dan pendampingan. “Semoga semua usaha yang dilaksanakan kelompok masyarakat bisa berkembang pesat,” harapnya. **