Dikbud KSB Bantah Ada Sekolah Mulai Belajar Tatap Muka

Taliwang, – Semua sekolah yang berada dibawah pengawasan dan tanggung jawab pemerintah Kabupaten Sumbawa Barat (KSB) belum bisa melaksanakan aktifitas belajar secara tatap muka, lantaran masih harus menunggu penetapan dari tim gugus tugas Corona Virus Disease 2019 (Covid-19), jika sudah masuk dalam zona hijau.

Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dikbud) saat ini melakukan evaluasi dan analisa terkait dengan kesiapan sekolah dalam melaksanakan protokol kesehatan. “Belum ada sekolah yang dibawah pengawasan Dikbud sudah menerapkan belajar secara tatap muka, meskipun sudah diputuskan bahwa tahun ajaran baru dimulai pada 13 Juli 2020 lalu,” kata Lutpiah Ruswati, M.Pd selaku kabid pembinaan SMP, saat dikonfirmasi media ini diruang kerjanya, Selasa 14/7 kemarin.

Lutpiah sapaannya mengakui jika saat sosialisasi tentang Standar Operasional Prosedur (SOP), ada rencana aktifitas belajar secara tatap muka akan berlangsung pada hari pertama tahun ajaran, lantaran ada kecenderungan pasien terkonfirmasi positif Covid-19 terus berkurang. “Aktifitas belajar tatap muka akan bisa dilaksanakan setelah KSB dinyatakan zona hijau,” lanjutnya.

Lantaran belum boleh melaksanakan aktifitas belajar secara tatap muka, Dikbud meminta kepada semua satuan pendidikan untuk segera melaksanakan rapat bersama komite dengan melibatkan semua wali murid, lantaran ada komitmen yang harus menjadi tanggung jawab wali murid jika nanti dilaksanakan pembelajaran secara tatap muka. “Semua kepala sekolah sudah diingatkan bahwa semua persiapan harus segera rampung sebelum ditetapkan aktifitas belajar secara tatap muka,” tegasnya.

Terkait dengan kesiapan sekolah pada jenjang SMP yang akan lebih awal masuk sekolah secara tatap muka, Lutpiah mengakui bahwa belum semuanya dinyatakan tuntas, bahkan ada beberapa sekolah yang harus menambah jumlah tempat cuci tangan. “Sesuai SOP bahwa tempat cuci tangan harus berada didepan ruang kelas masing-masing dan berjumlah sesuai rombongan belajar, termasuk termogun atau alat pengukur suhu jumlahnya harus sesuai standar, dimana satu termogun hanya akan dipergunakan oleh 40 orang siswa,” urainya.

Dikesempatan itu Lutpiah mengingatkan bahwa sekolah sekarang ini sudah harus mulai melakukan aktifitas belajar dengan virtual atau daring. Caranya telah tertuang jelas melalui SOP yang telah ditanda tangani oleh pimpinan daerah. “Dikbud juga sudah menyampaikan kepada pihak sekolah, saat ini belum bisa melaksanakan aktifitas belajar secara tatap muka, tetapi secara daring harus sudah dimulai seiring dengan keputusan tahun ajaran baru,” timpalnya.

Diakhir keterangannya, Lutpiah mengaku bahwa dirinya sudah membangun komunikasi dengan semua SMP yang ada di KSB, jika semua protokol kesehatan termasuk komitmen wali murid untuk mendukung harus bisa diselesaikan dalam waktu tidak terlalu lama, sehingga saat tim gugus tugas menetapkan sudah menjadi zona hijau, maka bisa langsung melaksanakan aktifitas belajar secara tatap muka. **