H Mukhlis : Simulasi Pembelajaran Tatap Muka Selama 14 Hari

Taliwang, – Simulasi pembelajaran secara tatap muka di Kabupaten Sumbawa Barat (KSB) baru dilaksanakan oleh sekolah yang berada di kecamatan Brang Ene dan Kecamatan Jereweh, lantaran dinilai masuk dalam zona hijau dari penyebaran Corona Virus Disease 2019 (Covid-19).

“Simulasi pembelajaran secara tatap muka yang sedang kami laksanakan akan berlangsung selama 14 hari, kemudian berlanjut pada evaluasi dan pembuktian bahwa aktifitas sekolah itu sendiri tidak memunculkan klaster baru penyebaran Covid,” kata Drs H Mukhli M.Si selaku kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayan (Dikbud) KSB, saat ditemui media ini dalam ruang kerjanya.

Disampaikan H Mukhlis, simulasi pembelajaran secara tatap muka selama 14 hari ini tidak akan dilaksanakan pada sekolah lain diluar kecamatan Brang Ene dan Jereweh, karena untuk penetapan sekolah yang akan menghadirkan siswa dalam wilayah sekolah harus ada proses dan persetujuan dari pimpinan daerah. “Tidak boleh melaksanakan pembelajaran secara tatap muka bagi sekolah yang berada diluar kecamatan Brang Ene dan Jereweh,” lanjutnya.

Masih keterangan H Mukhlis, bagi sekolah yang merasa sudah sangat siap untuk melaksanakan pembelajaran secara tatap muka, dapat mengajukan permohonan kepada Dikbud KSB secara resmi, termasuk melampirkan surat izin orang tua sebagai wali murid masing-masing. “Silakan sekolah mengajukan permohonan, tetapi akan ada jawaban setelah 14 hari simulasi pembelajaran yang sedang dilaksanakan saat ini,” tuturnya.

Dikesempatan itu H Mukhlis tidak membantah jika dirinya sudah cukup sering didatangi pihak sekolah dan komite untuk meminta izin pembelajaran secara tatap muka, lantaran wilayah KSB secara menyeluruh sudah masuk dalam zona kuning. “Simulasi pembelajaran secara tatap muka menjadi uji coba penerapan protokol kesehatan secara ketat. Jika dianggap berhasil maka semua sekolah akan mendapat persetujuan,” akunya.

Seiring menunggu waktu pelaksanaan simulasi pembelajaran secara tatap muka, H Mukhlis meminta kepada semua sekolah untuk mempersiapkan fasilitas pendukung penerapan protokol kesehatan, terutama tempat cuci tangan dan termogun untuk pengukuran suhu badan saat siswa masuk wilayah sekolah. “Sekolah juga diberikan tanggung jawab untuk menyiapkan masker untuk siswa yang diketahui tidak membawahnya,” terangnya. **