DLH KSB Gelar Finalisasi Dokumen Kajian Tekhnis Raperbup RAD-PPM

Taliwang, – Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Sumbawa Barat (DLH KSB) menggelar pembahasan yang menjadi tahapan finalisasi terhadap dokumen kajian tekhnis Rancangan Peraturan Bupati (Raperbup) tentang Rencana Aksi Daerah Pengurangan dan Penghapusan Merkuri (RAD-PPM). Kegiatan yang dilaksanakan Kamis pagi 7/10 itu menghadirkan sejumlah dinas tekhnis, termasuk TNI dan Polri.

Drs Zainuddin, MM selaku sekretaris DLH KSB saat membuka acara menegaskan, Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 21 Tahun 2019 tentang Rencana Aksi Nasional Pengurangan serta Penghapusan Merkuri dan Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor 81 Tahun 2019 tentang Pelaksanaan Peraturan Presiden Nomor 21 Tahun 2019 tentang RAD-PPM.

“Pemerintah KSB berkomitmen untuk mewujudkan daerah bebas merkuri 2024-2025, namun untuk mencapai target dimaksud perlu mengumpulkan informasi yang lebih detail serta mendapatkan arahan dan masukan dari berbagai pihak (lintas sektor), sehingga kajian teknis RAD-PPM KSB dapat tersusun sesuai yang diharapkan,” ucapnya saat didampingi Fahrozi Amrullah, ST, MM selaku kabid pengkajian dan pemantauan lingkungan hidup.

Dikesempatan itu Zainuddin menegaskan bahwa pengurangan Merkuri adalah upaya pembatasan Merkuri secara bertahap pada kegiatan peredaran Merkuri, penggunaan Merkuri, dan pengendalian emisi dan lepasan Merkuri. Sementara penghapusan Merkuri adalah upaya pelarangan produksi Merkuri, penggunaan Merkuri, dan/atau penggantian Merkuri dengan bahan alternatif yang ramah terhadap kesehatan manusia dan lingkungan hidup.

Terakhir ditegaskan bahwa RAD-PPM yang akan disusun nantinya akan menjadi dokumen rencana kerja tahunan untuk mengurangi dan menghapuskan Merkuri di tingkat daerah yang terpadu dan berkelanjutan. “Strategi pengurangan Merkuri dapat dilakukan dengan penguatan komitmen, koordinasi dan kerjasama antar instansi terkait serta penguatan keterlibatan masyarakat melalui komunikasi, informasi dan edukasi dan penguatan komitmen dunia usaha dalam pengurangan Merkuri,” tandasnya.

Sementara Ir Muktasam, M.Agr.Sc., Ph.D selaku konsultan United Nations Development Programme (UNDP) menyampaikan, Proyek Global Opportunites for Long-term Development–Integrated Sound Management of Mercury in Indonesia’s ASGM (GOLD-ISMIA) yang merupakan kerjasama UNDP dengan Pemerintah Indonesia dalam mengatasi isu-isu merkuri pada Pertambangan Emas Skala Kecil (PESK).

Tujuan Proyek GOLD-ISMIA adalah untuk mengurangi/menghapus pelepasan merkuri dari Sektor PESK di Indonesia dengan memperkuat kelembagaan dan kerangka kebijakan/pengaturan bagi PESK yang bebas merkuri, meningkatkan akses masyarakat penambang terhadap lembaga keuangan sehingga memungkinkan mereka mendapatkan dan menerapkan teknologi pengolahan emas bebas merkuri, meningkatkan kapasitas masyarakat penambang untuk melakukan PESK yang bebas merkuri melalui pemberian bantuan teknis, alih teknologi, dan dukungan untuk mendapatkan pengakuan formal serta meningkatkan kesadaran dan diseminasi praktek-praktek terbaik dan hasil-hasil pembelajaran tentang penghapusan merkuri pada sektor PESK.

Dibeberkan Muktasam bahwa saat ini Proyek GOLD-ISMIA mendukung penyusunan RAD-PPM ada pada 6 lokasi, termasuk di wilayah Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) dengan kawasan Lombok Barat (Lobar) Kabupaten Sumbawa wilayah KSB. **