Mengenal Kopi Rarak, Kualitas Cita Rasa Robusta dan Luwak Dipertahankan

Sumbawa Barat, – Aroma pekat dan cita rasa pahit yang dihasilkan Kopi Rarak saat menyeruputnya diwaktu panas akan selalu teringat bagi siapa saja yang pernah mendatangi Kabupaten Sumbawa Barat (KSB).

Cita rasa robusta dan luwak sangat terasa pada tegukan pertama kopi rarak karena sebelum meminumnya dicium aroma terlebih dahulu supaya bisa membuat lebih nikmat.

Kenikmatan akan makin terasa jika bisa meminumnya dilokasi perkebunan Desa Rarak Ronges kecamatan Brang Rea Kabupaten Sumbawa Barat (KSB) yang berada pada ketinggian 800 mdpl.

Ketenaran kopi rarak sudah tersebar luas dan diketahui berkhasiat robusta untuk kesehatan, diantaranya, menghambat penuaan dini, mengurangi risiko kanker, mengurangi risiko penyakit jantung dan serangan jantung termasuk mengurangi kolesterol jahat dalam tubuh.

Kopi Rarak robusta sudah diakui kualitas dan rasa oleh Rainforest Alliance, sebuah lembaga penilai dan penerbit sertifikat produk layak eksport independent dari Amerika.

Kahar Heros selaku pemilik perkebunan kopi rarak Datu Bayung Desa Rarak, pada Sabtu 5/12 mengatakan untuk pengelolaan pasca panen menjadi penentu dalam menjaga kualitas serta cita rasa, kopi rarak robusta, karena tidak ada yang istimewah untuk waktu panen.

Pengelolaan secara manja yang dilakukan pada biji kopi rarak diawali saat pemetikan bijian yang telah matang penuh dengan ciri warna kulitnya merah seluruhnya.

Pada tahap sortir harus berdasarkan kualitasnya. Jadi pisahkan buah kopi dari kotoran, buah yang cacat dan berpenyakit. Kemudian pilah buah merah dan mulus (superior) dari buah yang belum berkualitas baik (inferior). Pemisahan itu akan menentukan kualitas kopi itu sendiri.

Buah kopi yang telah disortasi harus segera diolah dan jangan disimpan terlalu lama. Penundaan pengelolaan bisa memicu menurunnya mutu kopi.

Hasil petikan itu direndam dalam air untuk memastikan kualitasnya. Bijian yang tenggelam menandakan sudah matang penuh dan masuk kategori kelas 1, sementara yang mengampung dianggap kurang kualitas dan harus dipisahkan prosesnya.

“Menjemur kopi pilihan butuh waktu yang cukup lama dengan memperhatikan beberapa hal penting, seperti jarak jemur dengan tanah tidak boleh kurang dari 1 meter agar aroma tanah tidak ikut tercampur,” lanjut Heros sapaannya.

Tidak boleh berada ditempat penjemuran sampai mataram tenggelam apalagi malam hari dan memasak biji kopi rarak harus sesuai dengan standar panas.

Untuk kopi rarak cita rasa Luwak pengeloaan pasca panen tidak terlalu berbeda, hanya saja kelebihannya hasil produksi luwak liar yang berada dalam areal pergunungan.

Karena produksi cita rasa luwak tergantung yang didapat saat mengitari perkebunan, maka harga jual lebih mahal dari robusta. Sumbawa Barat Post/Imam Taufik.