Edukasi Siswa, Dinsos KSB Telah Laksanakan Program TMS

Taliwang, – Pemerintah Kabupaten Sumbawa Barat (KSB) melalui Dinas Sosial telah melaksanakan program Tagana Masuk Sekolah (TMS). Kegiatan yang melibatkan langsung pelajar Sekolah Dasar (SD) merupakan bentuk edukasi secara langsung, agar memiliki kecakapan dan kemampuan dalam menghadapi bencana.

“Ada 3 sekolah yang kami datangi untuk melaksanakan program TMS dan semuanya berada di kecamatan Brang Rea, yaitu, Sekolah Dasar Negeri (SDN) Kejawat, SDN 02 Tepas dan SDN Moteng,” ucap dr H Syaifuddin selaku kepala Dinsos KSB saat didampingi Fatrianingsih, S.Ap selaku penyuluh sosial sub koordinator perlindungan sosial korban bencana alam dan bencana sosial.

Disampaikan juga bahwa program TMS memang sengaja menyasar satuan pendidikan dasar, lantaran dinilai rawan menjadi korban saat terjadi bencana, jadi kegiatan yang dilakukan untuk memberikan edukasi tentang kesiapsiagaan dalam menghadapi berbagai bencana kepada siswa. “Kegiatan yang dilaksanakan itu juga termasuk implementasi dari surat edaran Menteri Sosial RI nomor 1 tahun 2019 tentang mitigasi kebencanaan pada satuan pendidikan,” lanjutnya.

Mengingat program TMS merupakan bentuk edukasi kepada pelajar, maka dalam pertemuan diperkenalkan jenis bencana dan risikonya kepada para pelajar, agar mereka lebih sigap dan tanggap dalam kemungkinan menghadapi bencana di sekitar lingkungan Sekolahnya. “Targenya pelajar mempunyai pengetahuan tentang bencana, potensi dan upaya pengurangan risiko bencana pada tingkatan yang paling sederhana, sehingga saat terjadi bencana mampu menyelamatkan diri sendiri,” terangnya.

Sementara Fatrianingsih dikesempatan itu menambahkan, jika kegiatan yang sukses dilaksanakan itu merupakan hasil kolaborasi bersama dengan PT AMMAN Mineral Nusa Tenggara (AMMAN) dan melibatkan sahabat Tagana, termasuk Agen Gotong Royong (AGR) serta dukungan dari pemerintah Desa setempat. “TMS termasuk program tahun yang dikhususkan untuk meningkatkan kesiapsiagaan pelajar terhadap bencana,” ungkapnya.

Lanjut Fat sapaan akrabnya, saat berada dalam lingkungan sekolah telah dijelaskan secara rinci tentang analisa risiko bencana di sekolah, kesiapsiagaan, pemetaan jalur evakuasi, simulasi bencana gempa. “Cukup banyak materi yang disampaikan, seperti, pengetahuan emergency respon, pengenalan tagana, pengenalan kebencanaan, pembuatan peta, jalur evakuasi, tim siaga bencana, simulasi evakuasi korban dan psikososial,” tandasnya sambil menambahkan langsung diberikan praktek. **