Penurunan Stunting, DP2KBP3A KSB Lakukan Pembinaan Kader TPK

Taliwang, – Pemerintah Kabupaten Sumbawa Barat (KSB) sangat serius melakukan percepatan penurunan Stunting. Hal itu yang menjadi pijakan bagi Dinas Pengendalian Penduduk, Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP2KBP3A) untuk laksanakan kegiatan Pembinaan Kader Tim Pendamping Keluarga (TPK).

H Tuwuh S.Ap selaku kepala DP2KBP3A KSB dalam pertemuan itu mengingatkan, target Nasional tahun 2024 dari survey status gizi nasional untuk penurunan stunting berada pada angka 14 persen. Sedangkan dari survey awal KSB sudah berada pada angka 13,9 persen atau sudah terlampaui. “Kemungkinan kita akan melakukan perhitungan ulang, karena angka bisa saja berubah dan kita jangan sampai lengah,” ucapnya.

Lanjut H Tuwuh, untuk percepatan penurunan stunting perlu diketahui bersama 5 kegiatan pokok secara nasional, yaitu, penyesuaian data keluarga berisiko stunting, pendampingan keluarga beresiko stunting, pendampingan calon pengantin, survelen keluarga beresiko stunting dan audit kasus stunting.

H Tuwuh pada laporan akhirnya menyampaikan, turut hadir dalam kegiatan yang dilaksanakan 112 orang TPK, kader PKK juga 112 orang, bidan 112 orang dan 64 orang kader KB. “Semoga tim yang dibentuk memiliki komitmen kuat dan semangat urus stunting. Jika yang kita dampingi sukses 6 bulan penanganannya dan kita cegah munculnya stunting yang baru, maka bisa diyakini 4 persan akan tercapai,” tuturnya. 

Fud Syaifuddin, ST selaku wakil Bupati KSB yang hadir dalam pertemuan itu mengaku sangat bangga kepada ibu-ibu yang tergabung dalam TPK, karena tela membuktikan kemauan untuk membantu menurunkan angka stunting, padahl gaji yang diberikan tidak terlalu besar.

Wabup menyebutkan bahwa kondisinya sekarang, semakin mendekati nol angka stunting semakin susah menutunkannya. Faktornya adalah kesadaran masyarakat, terutama pernikahan dini. Itu karena mereka belum bisa ngurus anak, jadi berharap kepada TPK untuk mengingatkan keluarga. “Saya berharap kepada tim untuk memperjelas sasaran, dimana jumlah balita stunting tinggal 904 anak dan Kader bisa membagi tim untuk menangani,” urainya.

Lanjut Wabup, saat ini kita akan mengeluarkan Program Anak Peduli Stunting, dimana anak – anak nantinya akan membagikan telur yang sudah dimasak oleh posyandu. “Salah satu tugas TPK adalah memastikan telur dimakan sama anaknya. Untuk itu Tim pendamping keluarga harus tahu jumlah masing masing stunting di desanya. Demikian pula Ibu Lurah dan ibu Kades, bersama TPK harus punya buku saku untuk mengontrol warganya yang terkena stunting,” tegasnya. **