Peresmian Bendungan Tiu Suntuk, Pemerintah KSB Harap Kemen LHK Segera Terbitkan IPPL

Taliwang, – Pembangunan bendungan Tiu Suntuk yang berada dikecamatan Brang Ene Kabupaten Sumbawa Barat (KSB) diklaim hampir rampung, bahkan sudah ada rencana untuk peresmian bedungan yang menghabiskan anggaran mencapai Rp. 1,27 triliun itu oleh Presiden Joko Widodo, pada kisaran Agustus-September mendatang.

“Sesuai laporan dari pihak penanggung jawab pembangunan bendungan, jika progres pekerjaan sangat bagus dan sudah hampir rampung atau sudah siap untuk dilakukan uji coba dengan pengisian air pada areal (impounding),” ucap Fud Syaifuddin, ST selaku Wakil Bupati KSB.

Dikesempatan itu Wabup mengingatkan, untuk mulai melakukan pengisian air, dibutuhkan terlebih dahulu Izin Pinjam Pakai Lahan (IPPL) dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (Kemen LHK). “Memang pekerjaan konstruksi sudah hampir rampung, tetapi impounding belum bisa dilakukan sebelum mendapatkan IPPL dari Kemen LHK,” lanjutnya.

Diingatkan Wabup, proses impounding dalam pengisian areal genanang bukan pekerjaan gampang, apalagi wilayah Bumi Pariri Lema Bariri sedang memasuki musim kemarau, sehingga butuh waktu yang cukup lama untuk terpenuhi air pada areal genangan. “Sesuai laporan yang diterima, butuh waktu sekitar 6 bulan untuk bisa terpenuhi areal genangan dan proses akan berlarut jika belum mendapatkan IPPL,” tandasnya, sambil mengatakan bahwa pihak Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan (Kemen PUPR) tidak mau melanjutkan sebelum mendapatkan izin dimaksud.

Wabup mengakui kehadiran bendungan Tiu Suntuk akan memberikan dampak cukup besar bagi masyarakat yang bergelut pada sektor pertanian, karena akan menjadi penambah volume air yang akan mengaliri aliran irigasi pertanian di Kecamatan Taliwang, kecamatan Brang Ene sampai di Kecamatan Jereweh. “Untuk irigasi ke Jereweh direncanakan menggunakan trowongan, jadi butuh juga izin pinjam pakai lahan hutan lindung dari Kementerian LHK,” akunya.

Sebagai informasi, Bendungan Tiu Suntuk merupakan bendungan raksasa keenam yang dibangun Kementerian PUPR di Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB), serta menjadi bendungan kedua terbesar di KSB setelah bendungan Bintang Bano yang lebih telah diresmikan Presiden RI, Joko Widodo awal Februari tahun 2022 lalu.

Bendungan baru ini diperkirakan memiliki kapasitas tampungan sekitar 55,90 juta meter kubik dengan luas gendangan total sekitar 312,09 haktare dan mampu menyuplai air baku sebesar 68 liter perdetik. Bendungan ini akan digunakan sebagai penyuplai air untuk sekitar 1.900 hektar lahan pertanian. **