Kembali, Wabup KSB Tegaskan Pejabat Wajib Awasi Penanganan Stunting

Taliwang, – Fud Syaifuddin, ST selaku wakil bupati Kabupaten Sumbawa Barat (KSB) harus kembali pertegas, jika seluruh pejabat memiliki kewajiban untuk membantu penanganan stunting. Hal itu diperkuat juga dengan Surat Keputusan (SK) Bupati, dimana pejabat dimaksud kewajiban melaksanakan pengawasan Posyandu di lingkungannya untuk menyukseskan kegiatan penanganan stunting.

“Saya perlu kembali pertegas soal salah satu kewajiban pejabat di KSB saat ini, membantu mencegah dan menangani stunting dengan mendatangi langsung posyandu. Kunjungan dimaksud bukan untuk duduk diam atau tanpa aktifitas mengawasi, tetapi harus menjadi solusi kalau ada persoalan yang dihadapi Posyandu,” ucapnya.

Menurut Wabup, bukan tanpa alasan pemerintah melibatkan para pejabat untuk mengambil peran pengawasan pelaksanaan penanganan stunting di masing-masing Posyandu. Sebagai birokrat, seorang pejabat tentu memiliki kemampuan manajerial yang baik sehingga bisa memberikan solusi terhadap setiap persoalan yang dihadapi di tingkat lapangan. 

“Mulai bulan depan saya mau lihat apakah pejabat itu benar-benar melaksanakan tugasnya. Caranya dengan merekap apa saja catatan mereka selama melaksanakan tugas di Posyandu di lingkungannya. Kalau tidak ada maka pejabat itu pasti belum bekerja sesuai SK yang kita terbitkan,” kata Wabup yang juga ketua Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) KSB. 

Selain kepada para pejabat, Wabup juga mengingatkan para Agen Gotong Royong (AGR), dimana dirinya mendapatkan informasi belum selarasnya para AGR dengan petugas Posyandu di tingkat lapangan. Hal ini membuat kemudian program-program Posyandu tidak maksimal terlaksana. “Kedepan harus lebih bersinergi antara AGR dengan petugas Posyandu, karena semua kita bertanggung mengawal penanganan stunting,” tegasnya.

Wabup menguraikan saat ini upaya penurunan angka stunting semakin berat. Ini setidaknya terlihat dari progres yang berhasil diaraih KSB dalam setahun terakhir. “Hasil survei terbaru per Agustus 2023 angka kita sekarang di 7,65 persen. Tetap terendah se-NTB. Tapi kalau lihat progresnya dari tahun lalu penurunannya kecil sekali hanya sekitar 0,2 persen. Artinya tantangan kita makin berat,” timpalnya. **