Butuh Anggaran Rp. 33 Miliar Untuk Penataan Lanjutan BLK

Taliwang, – Dibutuhkan anggaran sekitar Rp. 33 miliar lebih untuk penataan lanjutan Balai Latihan Kerja (BLK) yang berada di Kecamatan Poto Tano, sehingga Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) akan mengusulkan secara berkala pada dimulai pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) perubahan tahun 2018 mendatang.

“BLK Poto Tano memang sudah bisa difungsikan pasca diresmikan oleh Bupati Kabupaten Sumbawa Barat (KSB) beberapa waktu lalu, karena memang terdapat beberapa ruang yang bisa dipergunakan, termasuk berbagai peralatan untuk pelatihan, tetapi masih dibutuhkan fasilitas ruang kelas belajar dan ruang workshop (bengkel), “ kata Taufik Hikmawan, MSi selaku Kabid Penempatan tenaga kerja dan pelatihan (Petta Latta) pada Disnakertrans.

Estimasi kebutuhan anggaran besar itu akan dipergunakan untuk pagar keliling BLK, urugan beberapa titik yang saat ini terlihat seperti kubangan, peningkatan ruas jalan masuk, pembangunan masjid BLK, pemasangan jaringan air bersih dan tambahan bangunan sekitar 6 lokal yang dikhususkan untuk workshop. “Masih cukup banyak fasilitas yang harus dibangun dalam lingkup BLK, termasuk bangunan untuk asrama,” lanjutnya.

Taufik mengakui bahwa sulit untuk terealisasi sepenuhnya dalam APBD perubahan nanti, sehingga pihaknya sudah melakukan analisa kebutuhan mendasar atau yang diperioritaskan untuk dikerjakan, “Semoga bisa disetujui untuk pekerjaan pembangunan pagar keliling, pemasangan jaringan air bersih dan urugan lokasi yang terlihat seperti kubangan tersebut,” harapnya.

Meskipun infrastruktur belum lengkap, Disnakertrans tetap akan memaksimalkan keberadaan BLK dengan kegiatan pelatihan dan telah tersedia anggarannya untuk tahun 2018 ini, baik dari APBD maupun dukungan dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). “Ada beberapa kegiatan pelatihan yang dipusatkan di BLK untuk tahun ini,” tegasnya.

Meskipun memiliki anggaran pelatihan, Disnakertrans masih terus membangun komunikasi dengan pihak PT Amman Mineral Nusa Tenggara (AMNT), agar ikut memberikan dukungan dalam menyiapkan tenaga kerja trampil. “Kemungkinan pekan depan kami akan menggelar pertemuan dengan pihak AMNT untuk meminta dukungan dalam rangka menyiapkan tenaga kerja skill. Soal bentuk dukungan kita tunggu saja hasil pertemuan nanti,” ucapnya.

Menyinggung soal fasilitas pelatihan yang dimiliki, Taufik membeberkan bahwa saat ini sudah ada peralatan pelatihan otomotif, elektrik, termasuk untuk pelatihan pengelasan. “Kami terus melakukan lobi melalui kementerian maupun pihak AMNT agar bisa juga diberikan dukungan dalam bentuk peralatan,” urainya. **