Sampah Tak Seburuk Rupa

Oleh : Saiful Muslimin

Berbicara masalah sampah sepertinya tidak akan pernah habis. Bagi mereka yang belum memiliki kesadaran tentang pentingnya menjaga lingkungan yang bersih, sampah hanya dipandang sebagai barang yang tidak berguna dan mengotori sekelilingnya. Padahal sampah sangat berbahaya bagi lingkungan. Misalnya sampah plastik, butuh puluhan bahkan ratusan tahun baru dapat diurai oleh tanah. Tumpukan sampah plastik dapat menyebabkan berkurangnya kwalitas tanah, menghambat resapan air oleh tanah, bahkan dapat mengakibatkan terjadinya bencana alam, seperti banjir. Namun bagi orang yang sudah memiliki pengetahuan tentang manfaat sampah, mereka akan melihat bahwa sampah merupakan sumberdaya yang dibiarkan tidak berdaya. Sehingga mereka akan selalu berupaya untuk memafaatkan kembali sampah menjadi barang yang bermanfaat dan bernilai ekonomis. Sudah banyak dari mereka yang menekuni usaha barang bekas menjadi pengusaha sukses dan memiliki omset puluhan hingga ratusan juta setiap bulannya. Bagi mereka, sampah adalah berkah.

“Sampah akan habis setelah manusia habis di atas muka bumi ini”.
Sepenggal kalimat di atas kami dapat pada saat KSM Kompi Handal berkunjung dan belajar ke kediaman Mas Sudarmono, salah seorang pengusaha barang bekas yang sukses di Kelurahan Dalam. Penggalan kalimat di atas yang membuat mas Sudarmono sangat yakin usaha barang bekas memiliki prospek yang baik di Kabupaten Sumbawa Barat ini, apalagi produksi sampah rumah tangga di KSB mencapai 1 sampai 3 Kg setiap hari dan puluhan hingga ratusan kg sampah yang diproduksi oleh pelaku usaha lainnya.
Mas Sudarmono mulai menggeluti usaha barang bekas sejak tahun 2008 hanya bermodal kemauan dan kemampuan mengolah sampah. Tentu bukan perkara mudah merintis sebuah usaha dari nol tanpa modal rupiah. Dari pagi hingga sore Mas Sudarmono harus berkeliling kota Taliwang mengumpulkan barang bekas kemudian dijualnya ke pengepul yang sudah lebih dulu menggeluti usaha tersebut. Pekerjaan tersebut digeluti oleh Mas Sudarmono selama 3 tahun. Berkat keuletan dan kesabarannya, memasuki tahun keempat mas Sudarmono sudah bisa mandiri dan membuka usaha barang bekas sendiri. Namun saat itu beliau masih memilah sendiri barang bekas yang dibayarkan dari pemulung. Memilah barang bekas berdasarkan jenis (plastik, besi, kertas dll.). bermodal pengalaman pernah bekerja di bidang yang sama di daerah Jawa, tentu Mas Sudarmono sudah memiliki relasi yang siap membeli barang bekas yang dikumpulkannya. “Tidak mudah menggeluti usaha sampah, kita harus patuh pada spesifikasi yang ditentukan oleh perusahaan pembeli. Jika sekali saja kita melanggar, maka kita tidak akan dipercaya lagi oleh perusahaan tersebut”. Tutur Mas Sudar sapaan akrabnya.
Memasuki tahun ke lima, usaha Mas Sudar semakin meningkat dan mampu membeli alat pengolah sampah sendiri serta mempekerjakan puluhan karyawan yang tersebar di seluruh Kabupaten Sumbawa Barat. Saat ini Mas Sudarmono sudah memiliki 3 mesin press dan beberapa mesin pengolah sampah. Jumlah barang bekas yang dikumpulkan oleh Mas Sudarmono mencapai 200 hingga 300 ton setiap bulannya dan kemudian di kirim ke perusahaan perusahaan besar di daerah Jawa. Dari hasil tersebut, mas Sudar mampu meraup keuntungan puluhan sampai ratusan juta rupiah setiap bulannya. Sungguh angka yang fantastis untuk usaha Sampah.
Besarnya penghasilan yang didapat oleh Mas Sudar dan beberapa pengusaha barang bekas lainnya masih belum mampu menyelesaikan persoalan sampah. di Kecamatan Taliwang saja ada 3 pengusaha barang bekas. Rata-rata setiap pengusaha mampu menjual puluhan sampai ratusan TON sampah setiap bulannya, namun masih kita temukan banyaknya tumpukan sampah baik pada fasilitas umum, perkantoran, saluran-saluran, bahkan di tempat-tempat wisata. Hal tersebut disebabkan karena minimnya kesadaran masyarakat tentang pentingnya menjaga kebersihan dan kelestarian lingkungan. Padahal Pemerintah dari tingkat pusat hingga Desa/Kelurahan telah berupaya membuat terobosan, inovasi bahkan menyediakan sarana prasarana namun masih belum mampu memberikan dampak yang signifikan. Meskipun demikian, kita tidak boleh menyerah pada keadaan. Kita diberikan kelebihan akal dan pikiran untuk dapat diperguanakan dengan sebaik-baiknya. Salah satu solusi yang terpikirkan oleh kami adalah membentuk kelompok masyarakat yang fokus pada penanganan masalah sampah di tingkat Desa/Kelurahan dan di lokasi-lokasi wisata.
Di Kelurahan Dalam contohnya. Sejak tahun 2017 sudah dibentuk kelompok masyarakat sebagai mitra pemerintah yang bergerak di bidang lingkungan hidup. Kelompok yang dikenal dengan Kelompok Swadaya Masyarakat Komunitas Peduli Kelurahan Dalam (KSM KOMPI HANDAL). Kelompok ini dibentuk dan diprakarsai oleh warga Kelurahan Dalam yang memiliki kepedulian terhadap kebersihan dan kelestarian lingkungan hidup. Sehingga dalam kegiatannya tidak semata mata fokus pada pencapaian laba atas usaha pengolahan sampah, akan tetapi lebih ditekankan ada perannya meningkatkan kesadaran dan peran serta masyarakat dalam pengolahan sampah berbasis rumah tangga. Tahun 2017 KSM Kompi Handal bekerja sama dengan Dinas Lingkungan HIdup melaksanakan kegiatan Sosialisasi Peningkatan peran serta masyarakat dalam pengelolaan persampahan berbasis rumah tangga dengan metode 3R (Reuse, Reduce, Recycle) dengan melibatkan warga Kelurahan Dalam. antusiasme warga yang hadir cukup tinggi. Beberapa dari mereka yang hadir sudah mulai menerapkan pengetahuan yang diperoleh dalam acara tersebut. Mereka yang tergabung sebagai Nasabah Bank Sampah Kompi Handal sudah mampu memanfaatkan limbah organik menjadi Pupuk Kompos Takakura skala rumah tangga, memanfaatkan sampah plastik menjadi kerajinan seperti taplak meja, keranjang, tas, piring, dan kerajinan lainnya, dan ada juga yang hanya menyetor sampah Organik & Anorganik sebagai tabungan yang dapat dicairkan dalam bentuk barang atau uang. Saat ini, warga binaan KSM Kompi Handal sudah menyadari bahwa sesungguhnya SAMPAH TIDAK SEBURUK RUPA.
Tahun 2018 KSM Kompi Handal sudah memiliki nasabah aktif sebanyak 30 orang, dan membentuk kelompok sayap yang tersebar di masing-masing lingkungan se Kelurahan Dalam. Kelompok sayap ini sebagai mitra KSM Kompi Handal dalam melakukan sosialisasi pemanfaatan sampah kepada warga di wilayah binannya. Meskipun belum seluruhnya warga Kelurahan Dalam menerapkan metode ini, paling tidak dalam usianya yang belum genap 1 tahun, KSM Kompi Handal sudah berhasil mengajak beberapa warga Kelurahan Dalam mengolah sampah rumah tangga menjadi barang yang bermanfaat dan bernilai ekonomis. Semoga kedepan di setiap Desa/Kelurahan memiliki kelompok-kelompok sadar lingkungan yang akan membawa wilayahnya bebas dari bahaya sampah.