A N A K   B A L O N G

Oleh: Mulyadi, S. Pd.I

(Guru SMP Negeri 3 Poto Tano – KSB)

Pada hari Senin tanggal 18 Juli 2022, kepala SMP Negeri 3 Poto Tano M. Lutfi, S. Pd. MM. mengumumkan secara resmi tag line (Slogan) Spentipota yaitu “Anak Balong”

Dalam kegiatan kamis budaya tanggal 22 Februari 2023, kepala SMP Negeri 3 Poto Tano menguraikan kepanjangan dari frase “ anak balong “ yaitu layanan pendidikan berkualitas kolaborative dan unggul.          

Ungkapan anak balong ini sering diucapkan oleh orang tua terhadap anaknya di tanah Samawa Provinsi Nusa Tenggara Barat sejak dulu hingga sekarang, ungkapan ini mengandung makna; anak yang baik, berbudi pekerti luhur, anak yang berkarakter positif.

Ketika anaknya melakukan kesalahan sekalipun, baik sengaja maupun tidak sengaja ungkapan ee anak balong tetap keluar dari bibir orang tua untuk sebuah harapan atau do’a, agar kedepan anaknya bisa lebih baik, lebih sukses. Tentunya harapan tag line anak balong di SMP Negeri 3 Poto Tano ini tidak hanya fasih diucapkan, tapi yang terpenting adalah praktek baik anak balong dalam kehidupan nyata.       

Selain kegiatan rutin belajar mengajar di kelas, SMP Negeri 3 Poto Tano menelorkan program dan kegiatan spektakuler baik yang sudah resmi terjadwal maupun yang tidak terjadwal sebagai upaya untuk mewujud nyatakan tag line anak balong.  

Beragam program dan geliat aksi nyata seluruh elemen sekolah menjadi barometer dalam menyukseskan tujuan pendidikann nasional untuk mencerdaskan anak bangsa. Geliat aksi nyata tersebut terstruktur dan terangkum dalam kegiatan harian, program mingguan, program  bulanan dan program tahunan.

  1. Kegiatan harian.

Salah satu program unggulan SMP Negeri 3 Poto Tano dalam menjaga kebersihan lingkungan sekolah setiap hari adalah gerakan tepiloka (team piket lokasi sekolah).

Program yang di launching pada awal tahun pelajaran 2018/2019 ini hanya melibatkan kelas VIIIA dengan lima lokasi piket yang di handle oleh lima team kerja sebagai percobaan program, namun sekarang program ini sudah jauh lebih maju dengan melibatkan semua kelas, 18 lokasi piket serta di handle oleh 24 team kerja. Team yang terbentuk terus bergerak All Out; All Teams, all Days, and All Places. Dengan jargon pagi bersih semua kerja, seluruh team bekerja menggunakan the rolling team system.

Gerakan Tepiloka di SMP Negeri 3 Poto Tano dimaksudkan untuk mendorong terciptanya kesadaran warga sekolah dalam upaya pelestarian lingkungan sekolah.

Bertujuan untuk (1). Terbentuknya kesadaran kolektif warga SMP Negeri 3 Poto Tano dalam menciptakan lingkungan sekolah yang bersih, indah dan nyaman. (2). Membiasakan peserta didik bekerja kolaboratif, partisipatif  dan bertanggung jawab dalam melaksanakan tugas kebersihan di lingkungan sekolah. (3). Menciptakan kondisi bagi satuan pendidikan untuk menjadi tempat pembelajaran dan penyadaran warga sekolah sehingga di kemudian hari dapat turut bertanggung jawab dalam upaya – upaya penyelamatan lingkungan dan pembangunan berkelanjutan.

Gerakan Tepiloka di SMP Negeri 3 Poto Tano sebagai aktualisasi peraturan menteri pendidikan dan kebudayaan Republik Indonesia nomor 23 tahun 2015 tentang penumbuhan budi pekerti (PBP) pada poin lima  tentang merawat diri dan lingkungan sekolah serta sebagai bentuk  pengembangan proyek penguatan profil pelajar Pancasila pada elemen kunci akhlak pada alam.

Kegiatan harian lainnya adalah literasi setiap hari Selasa dan hari Rabu (Litsar), kegiatan yang berlangsung sebelum kegiatan belajar mengajar di kelas ini hanya di peruntukan bagi peserta didik yang kurang fasih membaca. Dalam operasionalnya kegiatan ini di handle oleh guru pembina Bahasa Indonesia.

Disamping literasi belajar membaca buku secara umum, juga terdapat kegiatan literasi membaca surat – surat pendek dalam Al qur’an setiap lima menit sebelum memulai kegiatan belajar mengajar di dalam kelas bagi peserta didik yang beragama Islam dan membaca Sloka bagi peserta didik yang beragama Hindu.

Sehingga diharapkan seluruh peserta didik di SMP Negeri 3 Poto Tano fasih dan mampu membaca buku secara umum dan membaca Al Qur’an dan Sloka secara khusus. Kegiatan ini berdasar pada peraturan menteri pendidikan dan kebudayaan nomor 23 tahun 2015 tentang penumbuhan budi pekerti pada poin enam  tentang mengembangkan potensi diri peserta didik secara utuh.

Program harian selanjutnya adalah Gerakan Berjamaah sholat dhuhur dan Tri sandie (Gema Sadar). Program ini bertujuan untuk menyelaraskan ilmu pengetahuan yang diperoleh peserta didik dan pengamalan nyata dalam keberagaman beragama. Program ini juga berdasar pada peraturan menteri pendidikan dan kebudayaan Republik Indonesia nomor 23 tahun 2015 tentang penumbuhan budi pekerti pada poin satu tentang menumbuhkan nilai – nilai moral dan spiritual.

  • Kegiatan mingguan.

Sambut pagi peserta didik serta motivasi (Sapa Besti), program ini dilaksanakan setiap hari senin pagi sebelum pelaksanaan upacara bendera. Dalam kegiatan ini kepala sekolah beserta guru piket atau guru Bimbingan Konseling menyambut peserta didik di depan pintu gerbang sekolah untuk memastikan peserta didik masuk sekolah dalam keadaan rapih dan memotivasi peserta didik untuk melaksanakan tugas piket dan belajar lebih sungguh sunguh dalam menuntut ilmu pengetahuan.

Kegiatan yang dibalut dengan senyum salam cium tangan ini tersirat nilai pendidikan karakter agar siswa terbiasa dengan adab sopan santun ketika berjumpa orang yang usianya lebih tua dari mereka atau usia sebaya bahkan anak usia dibawah mereka.

 Kebiasaan dan praktek baik ini sebagai upaya strategis menguatkan dan mengembangkan profil pelajar Pancasila pada dimensi Beriman, Bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, dan Berakhlak Mulia khususnya elemen akhlak pribadi dan akhlak kepada manusia, dengan masing – masing sub elemen sebagai tujuan akhirnya yaitu; merawat diri secara fisik, mental dan spiritual serta integritas (inner beauty).

Dan secara eksternal  kebiasaan dan praktek baik ini dapat menumbuhkan sikap mengutamakan persamaan dengan orang lain dan menghargai perbedaan serta berempati kepada orang lain (value society). Kebiasaan yang baik ini juga berdasar pada peraturan menteri pendidikan dan kebudayaan Republik Indonesia nomor 23 tahun 2015 tentang penumbuhan budi pekerti pada poin  tiga mengembangkan interaksi positif antara peserta didik dengan guru dan orang tua serta poin empat mengembangkan interaksi positif antar peserta didik.

Program mingguan yang tidak kalah pentingnya adalah penguatan iman dan taqwa (Imtaq) bagi peseta didik yang beragama Islam dan Sradha Bhakti bagi peserta didik yang beragama Hindu. Kegiatan tersebut berlangsung setiap hari Jum’at pagi.

Kebiasaan dan praktek baik ini juga sejalan dengan pesan krusial profil pelajar Pancasila dimensi Beriman, Bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan Berakhlak Mulia pada elemen akhlak beragama.

Melalui program Imtaq dan Sradha Bhakti di sekolah, maka elemen akhlak beragama ini bisa melahirkan peserta didik yang mampu mengenal dan mencintai Tuhan Yang Maha Esa, pemahaman agama atau keyakinan menjadi lebih komprensif serta istiqomah mengamalkan ajaran agama yang dianut.

Kegiatan Imtaq dan Sradha Bhakti ini juga sebagai pengejewantahan peraturan menteri pendidikan dan kebudayaan Republik Indonesia nomor 23 tahun 2015 tentang penumbuhan budi pekerti pada poin satu  tentang menumbuhkan nilai – nilai moral dan spiritual.

Kegiatan mingguan yang paling mengasyikkan juga adalah kegiatan Hari Kamis Budaya (Hamida). Salah satu nilai karakter yang tercantum dalam Permendikbud Nomor 20 tahun 2018, adalah Nasionalisme.

Nasionalisme merupakan paham kebangsaan yang mengandung makna  kesadaran dan semangat cinta tanah air. Satu bagian dari cara mencintai tanah air adalah dengan melestarikan budaya dan tradisi bangsa. Melalui kegiatan Hari Kamis Budaya ini, diharapkan budaya bangsa  yang mulai luntur di kalangan generasi milenial dapat disegarkan kembali  serta menumbuhkan kembali karakter Nasionalisme pada peserta didik.

Pada kegiatan Hari Kamis Budaya peserta didik diberikan kesempatan untuk menunjukkan kreativitasnya di hadapan warga sekolah. Kreativitas yang ditampilkan bermacam-macam, misalnya menari, menulis huruf dan kalimat menggunakan huruf santra jontal, lawas, skeco, drama jawa serta beragam permainan tradisional seprti egrang, barempuk dan lain-lain. Seluruh warga sekolah antusias dan semangat menyaksikan berbagai pertunjukan pada kegiatan tersebut.

Puncak dari rangkaian kegiatan hari kamis budaya adalah bergulirnya gagasan melek budaya atau cultural literacy yaitu kemampuan melibati kehidupan sosial kultur dalam keseharian secara efektif dan efisien berdasarkan prinsip – prinsip modern dengan tetap menjunjung tinggi budaya bangsa dan tradisi kearifan lokal yang tumbuh tanah dan berkembang di tanah Samawa.

Kegiatan hari kamis budaya ini sebagai upaya penguatan proyek profil pelajar Pancasila pada dimensi berkebhinekaan global dan peraturan menteri pendidikan dan kebudayaan Republik Indonesia nomor 23 tahun 2015 tentang penumbuhan budi pekerti pada poin dua menumbuhkembangkan nilai – nilai kebangsaan dan kebhinekaan.

kegiatan mingguan lain yang efektif dan efisien membentuk pribadi anak balong adalah kegiatan kepramukaan. Terbukti beragam kegiatan kepramukaan  dibawah binaan Pembina pramuka, gugus depan (Gudep) SMP Negeri 3 Poto Tano selalu mengirimkan kontingen untuk mengikuti kegiatan kepramukaan baik di tingkat kwaran, kwarcab, kwarda bahkan tahun 2022 berhasil mengirim duta ke tingkat nasional dalam kegiatan jambore nasional di Bumi Perkemahan  Cibubur Jakarta Timur.

Kegiatan mingguan yang dapat mengantarkan anak balong terbiasa  hidup bersih dan sehat adalah kegiatan sabtu bersih lingkungan sekolah (Gita Tublis). Kegiatan tersebut dilaksanakan setiap hari sabtu pagi sebelum kegiatan KBM di mulai. Program Gita Tublis sebagai aktualisasi peraturan menteri pendidikan dan kebudayaan Republik Indonesia nomor 23 tahun 2015 tentang penumbuhan budi pekerti (PBP) pada poin lima  tentang merawat diri dan lingkungan sekolah.

  • Program Bulanan          

Sejak ditetapkannya Kokarlian sebagai desa sadar kerukunan di kecamatan Poto Tano  pada tanggal 18 Januari 2022 oleh Bupati Sumbawa Barat Dr. H. W. Musyafirin, MM. keluarga besar SMP Negeri 3 Poto Tano langsung merespon dengan cepat peristiwa bersejarah tersebut dengan melaksanakan kegiatan Imtaq Bersama.

Kegiatan yang bertajuk “ Bersama kita wujudkan kerukunan dalam kebhinekaan global” melibatkan semua peserta didik yang beragama Islam dan peserta didik yang beragama Hindu serta tokoh agama, tokoh masyarakat dan tokoh pemuda kedua agama tersebut, dengan mengundang pemateri yang berkompoten lintas instansi, seperti yang sudah pernah kami undang yaitu, Kepala Kantor Urusan Agama Kecamatan Poto Tano, Ketua Majelis Ulama Indonesia Kecamatan Poto Tano, Kepala Madrasah Ulul Albab Tambak Sari Kecamatan Poto Tano, Kapolsek Poto Tano, Kepala Danramil Poto Tano, pengurus Paraside Sumbawa Barat.

 Ini adalah bentuk dukungan dan cara lembaga SMP Negeri 3 Poto Tano menciptakan kerukunan antar umat beragama di wilayah kecamatan Poto Tano secara khusus dan Sumbawa Barat pada umumnya, sehingga dari program Imtaq Bersama ini, peserta didik dan alumni dari SMP Negeri 3 Poto Tano bisa menjadi duta perdamaian dimanapun berada.

Kegiatan Imtaq Bersama ini sebagai upaya penguatan proyek profil pelajar Pancasila pada dimensi berkebhinekaan global dan peraturan menteri pendidikan dan kebudayaan Republik Indonesia nomor 23 tahun 2015 tentang penumbuhan budi pekerti pada poin dua menumbuhkembangkan nilai – nilai kebangsaan dan kebhinekaan.

  • Program Tahunan

One moment one short story merupakan sebuah program yang bersifat kontinuitas  jangka panjang untuk memperkuat gerakan litersai sekolah (GLS) khususnya mengembangkan talenta menulis peserta didik di SMP Negeri 3 Poto Tano dalam menulis kembali cerita pengalaman (rewriting experience story).

Pada tahun pelajaran 2019/2020 sampai tahun pelajaran 2021/2022 kami mulai melakukan pendampingan persuasive terhadap peserta didik di SMP Negeri 3 Poto Tano dalam  menulis kembali cerita pengalaman nyata yang mereka alami pada setiap moment atau kegiatan  yang diikuti.

Pada tahun 2022 program ini telah berhasil mencetak dan menerbitkan buku hasil karya delapan orang  peserta didik SMP Negeri 3 Poto Tano dengan judul buku “Menjelajahi Tiga Bumi” yang diterbitkan oleh penerbit Yedija Nusantara.

Berbagai kalangan memberi apresiasi terhadap delapan orang peserta didik yang telah berhasil menulis kembali cerita pengalaman mereka dan harapan besar agar kedepan lahir para talenta lebih professional dan lebih banyak lagi, tidak hanya peserta didik yang ada di SMP Negeri 3 Poto Tano, namun bisa membias ke peserta didik lain di sekolah – sekolah se Kabupaten Sumbawa Barat.

Sebagai bentuk komitmen terhadap penguatan dan pengembangan literasi sekolah, maka kami kembali melanjutkan program One Moment One Short Story tahap kedua untuk tahun pelajaran 2022/2023.

Pada tahap ini program pendampingan berjalan sukses dengan terkumpulnya dua naskah buku sekaligus yang siap di kirim ke pihak penerbit yang berjudul ‘Anak Balong”  merupakan karya bersama peserta didik dan siswa alumni serta pendidik dan tenaga kependidikan SMP Negeri 3 Poto Tano. sedangkan naskah buku  “Hijrahku” merupakan buku non fiksi/novel karya tunggal siswa alumni SMP Negeri 3 Poto Tano.

Pada tahap penguatan dan pengembangan lebih lanjut, Program  One Moment One Short Story akanberkerja sama dan berkolaborasi dengan komunitas, sekolah dan para pegiat leterasi di Kabupaten Sumbawa Barat seperti komunitas Literasi Anorawi Sumbawa Barat, small class dari Dinas Arpusda Sumbawa Barat, sehingga out put dari program tersebut bisa lebih berdampak positif dan lebih luas.

Program pembinaan dan pendampingan tidak lagi dalam lingkup kecil SMP Negeri 3 Poto Tano, namun bisa membias kepada sekolah dan masyarakat umum yang konsen terhadap literasi. Kegiatan ini berdasar pada peraturan menteri pendidikan dan kebudayaan nomor 23 tahun 2015 tentang penumbuhan budi pekerti pada poin enam  tentang mengembangkan potensi diri peserta didik secara utuh.

Seluruh program kegiatan berjalan efektif dan efisien karena dilaksanakan secara kolaborative oleh seluruh pemangku yang ada di SMP Negeri 3 Poto Tano, mulai dari kepala sekolah, bapak ibu guru, pegawai tata usaha dan komite sekolah. Seluruh program dan kegiatan layanan pendidikan tersebut seirama dan bermuara pada penguatan dan pengembangan nilai kognitif, afektif dan psikomotorik terhadap Anak Balong.