Bupati KSB Hadiri Ekspor Perdana Rumput Laut Binaan AMNT

Poto Tano, – Rumput laut hasil panen petani wilayah Sagena kecamatan Poto Tano yang menjadi binaan PT Amman Mineral Nusa Tenggara (AMNT) akan diekspor ke Tiongkok. Bupati Kabupaten Sumbawa Barat (KSB), Dr Ir H W Musyafirin MM, didampingi Sekda KSB, H Abdul Azis MH, termasuk General Manager Operations PT AMNT, Wudi Raharjo hadir dalam acara peresmian dan pelepasan ekspor perdana itu.

Panen dan ekspor perdana rumput laut ini dilaksanakan di lapangan Dusun Sagena, Desa Kiantar Kecamatan Poto Tano. Rumput laut yang dipanen dan dieskpor ini merupakan hasil budidaya rumput laut kelompok petani di Desa Kiantar, Desa Kokarlian dan Desa Kertasari. Kelompok budidaya rumput laut ini yang merupakan kelompok binaan Community Development (Comdev) PT. AMNNT dan PT. Coastalindo, bahkan kerjasama dengan perusahaan eksportir, yakni PT Adi Tirta dalam membangun jaringan pemasaran.

H Pirin sapaan akrab Bupati KSB pada kesempayan itu menyampaikan apresiasi dan mengucapkan terimakasih atas pendampingan dan pembinaan Comdev PT. AMNT dan PT. Coastalindo hingga menembus pasar ekspor. Terobosan-terobosan, paradigma bisnis berkelanjutan yang dilakukan PT. AMNT, tentu harus diadopsi Kepala OPD, seperti Dinas Pertanian sehingga kebutuhan pangan tidak bergantung dari Lombok atau Bima. Dinas Kelautan dan Perikanan agar mengembangkan budidaya ikan kerapu dan lainnya. “Kita berharap ini bukan ekspor perdana seperti yang dulu pertama kali yang gagal, kemudian ini kedua kali, tapi ini perdana yang baru dan terus berlanjut seterusnya,” harapnya.

Dikesempatan itu H irin juga memberikan pesan kepada semua jajaran Pemerintah KSB dan rakyat KSB menanamkan dalam hati dan mengimplementasikan dalam perbuatan semangat Ikhlas, Jujur, Sungguh-Sungguh (IJS). “Semangat IJS tidak jauh berbeda dengan gerakan Saemaul Undong di Korea Selatan, yakni bermental Disiplin, Jujur dan Sungguh-Sungguh. Gerakan Saemaul Undong telah merubah Korea Selatan yang merdeka dua hari lebih dahulu dari Indonesia, yakni tanggal 15 Agustus 1945 dari negara miskin menjadi negara maju. Jadi Jangan terbuai dengan kalimat daerah kita potensial,” terangnya.

Senior Manajer Social Responsibilty PT. AMNT, H Syarafuddin Djarot dalam sambutannya menyampaikan, Comdev PT. AMNT yang ada saat ini adalah ahli dan telah berpengalaman mengembangkan bisnis. Untuk rumput laut, Comdev PT. AMNT bekerjasama dengan tenaga ahli pengembangan budidaya rumput laut di Indonesia, yakni dari PT. Coastalindo. Sistem keramba pun telah berhasil dikembangkan PT. Coastalindo. Sistem patok dasar dan long line ditinggalkan karena memiliki banyak kelemahan. Budidaya di Sagena ini, dalam 1 are penanaman akan dipanen dalam jangka waktu 45 hari dan bisa menghasilkan Rp. 6 juta sampai Rp. 7 juta. ‘’Mudah-mudahan Sagena menjadi ikon rumput laut di KSB bahkan Indonesia karena lahannya luas dan sangat cocok untuk rumput laut dibanding di Kertasari,” katanya.

Sementara Bambang Triharyono selaku Manager Comdev PT. AMNT dalam laporannya menyampaikan, Total luas tanam budidaya rumput laut binaan PT. AMNT dan PT. Coastalindo adalah 150 ha. Selam enam bulan, telah menghasilan 70 ton rumput laut basah. Setelah dikeringkan menjadi 7 ton dan rumput laut kering inilah yang akan diekspor. Sistem tanam yang digunakan adalah sistem keramba, bukan sistem patok dasar atau long line. Sistem keramba telah berhasil dilaksanakan di Sulawesi Selatan dengan pendamping ahli dari PT. Coastalindo. Hasil sistem ini, dari 1 kg bibit yang ditanam, akan dipanen rumput laut sebanyak 5 kg, sementara sistem lain hanya 3 kg saja.

Dikesempatan itu juga disampaikan bahwa ada empat tantangan bisnis yang ingin dipecahkan Comdev PT. AMNT, pertama tantangan bisnis yang ingin dikembangkan untuk sekala kebutuhan KSB dan bagaimana memasarkan produk dari KSB keluar KSB. Tantangan ini dijawab dengan, pertama mengupayakan pemenuhan kebutuhan pangan  di KSB sehingga tidak lagi menyuplai dari luar KSB.  kedua, pengembangan bisnis yang menghasilkan produk di KSB tetapi pasarnya ke luar KSB bahkan menembus pasar ekspor.

Tantangan kedua adalah, konsep bisnis difokuskan kepada kelompok binaan Comdev, dengan konsep bisnis plan, bukan memberikan uang tunai. Peningkatan bisnis harus terencana dengan baik melalui berbagai kajian, termasuk kajian SWOT/ kekuatan (strengths), kelemahan (weaknesses), peluang (opportunities), dan ancaman (threats)  Tantangan yang ketiga, bagaimana mensosialisasikan  dan mendiskusikan dengan kelompok binaan untuk mengelola bisnis. Tantangan keempat adalah, pelaksanaan dari bisnis plan yang ada dengan tidak memberikan bantuan modal uang tunai, tetapi pendampingan dan peralatan produksi. **