Taliwang, – Puskesmas Taliwang sudah melakukan berbagai persiapan dalam menghadapi reakreditasi yang direncanakan pada Juni mendatang. “Persiapan yang dilakukan dalam bentuk fisik dan non fisik atau administrasi dan sistem. Jika dikalkulasi persiapan sudah mencapai 80 persen,” kata H Rofingi selaku kepala Puskesmas Taliwang.
Disampaikan H Rofingi bahwa pihaknya selalu mendapatkan pendampingan langsung dari pihak Dinas Kesehatan, baik dalam bentuk evaluasi sistem yang dilakukan secara berkala, termasuk ikut membahas kendala yang ditemui selama ini. “Evaluasi bersama Dikes dilakukan secara berkala, bahkan setiap pekan ada pembahasan mendalam berbagai hal yang dijadikan indikator akreditasi,” lanjutnya.
Terkait dengan persiapan fisik, H Rofingi membeberkan bahwa sekarang ini sedang dibangun koridor yang terintegrasi dengan bangunan lainnya dalam lingkup Puskemas, sehingga terjadi konektivitas antara ruang Unit Gawat Darurat (UGD) dengan ruang rawat dan bagian pelayanan. “Nanti juga akan ada ruang steril khusus alat medis, terus ruang Laboraturium akan dipindahkan pada sisi selatan gedung,” ungkapnya, sambil menegaskan bahwa pihaknya sedang berbenah untuk zona pelayanan rawat jalan, kemudahan akses, faktor keselamatan pasien dengan mengikuti perkembangan teknologi dengan rujukan online.
Berbagai persiapan yang dilakukan cukup serius, lantaran Puskesmas Taliwang menargetkan hasil reakreditasi nanti adalah paripurna, atau naik satu tingkat dari akreditasi yang dimiliki sekarang ini, yaitu utama. “Dari berbagai indikator yang ditetapkan, kami berharap bisa mendapat nilai minimal 80 jika ingin akreditasi lebih tinggi,” kataya.
H Rofingi mengaku optimis mampu meraih akreditasi palipurna. Pasalnya, puskesmas Taliwang sekarang ini memiliki tiga inovasi yang menjadi andalan. Pertama, inovasi layanan publik terkait sistem pelayaanan kesehatan jiwa Berbasis Buku kontrol (SPKJ SIBUK). Dimana inovasi itu sendiri tercatat sebagai peraih penghargaan dari 99 inovasi pelayanan publik pada tahun 2018.
Inovasi lain yang menjadi dasar optimisme adalah, program asuhan mandiri tanaman obat keluarga dan program ketiga adalah Tuberkulosis Tes Cepat Molekuler (TB TCM). “Puskesmas Taliwang akan menjadi puskesmas satu-satunya yang memisahkan pasien TB dengan pasian lainnnya, bahkan dimulai saat pendaftaran,” tegasnya.
H Rofingi mengakui jika reakreditasi lebih berat lantaran yang dievaluasi adalah sistem, namun sebagai bentuk semangat dalam memperbaiki pelayanan kesehatan kepada masyarakat, mendapatkan akreditasi lebih baik adalah keharusan. “Pelayanan kesehatan tidak boleh setengah-setengah. Akreditasi palipurna ini adalah standar yang harus dicapai, kita akan membangun budaya kerja yang sesuai standar,” tuturnya.**