Survey Sampah, DLH KSB Akan Jadikan AGR Sebagai Surveyor

Taliwang, – Pemerintah Kabupaten Sumbawa Barat (KSB) melalui Dinas Lingkungan Hidup (DLH) akan melakukan survey terkait dengan produksi dan jenis sampah yang dihasilkan rumah tangga. Pendataan itu sendiri bakal melibatkan Agen Gotong Royong (AGR) sebagai pelaku survey (surveyor).

“Kami ingin memiliki data sampah yang terproduksi pada semua rumah tangga secara rinci, sehingga akan melakukan survey secara langsung dengan pelibatan AGR selaku perwakilan masyarakat yang direkrut pemerintah KSB. Langkah itu sendiri untuk memutuskan bentuk kebijakan pemerintah dalam penanganan sampah,” kata Deddy Damhudi Khatibm, ST, M.Si selaku sekretaris DLH KSB saat dikonfirmasi dalam ruang kerjanya, kemarin.

Lanjut Deddy sapaan akrabnya, pelibatan AGR secara langsung menjadi penting untuk memastikan akurasi data, karena memang para AGR yang diberikan kepercayaan oleh pemerintah untuk mengetahui semua hal dalam lingkungan kerja masing-masing. “AGR nantinya akan diberikan tanggung jawab juga untuk memberikan edukasi dalam hal pengurangan produksi sampah,” lanjutnya.

Mengingat survey data adalah pekerjaan tekhnis, sehingga DLH KSB akan mengawali dengan pelatihan atau peningkatan kompetensi terkait dengan sistem dan mekanisme pendataan, termasuk dalam hal penanganan atas berbagai jenis sampah. “Pekerjaan besar antara pemerintah melalui DLH bersama AGR bukan sekedar melakukan survey sampah, tetapi juga penanganan atas sampah yang terproduksi, sehingga setiap hari volume sampah berkurang,” tandasnya.

Masih keterangan Deddy, dengan memiliki data yang sangat akurat dan terperinci, maka pemerintah dapat memutuskan satu kebijakan penting dalam penanganan sampah, termasuk jenis kendaraan operasional sampah. “Saat ini kita hanya memiliki estimasi volume sampah yang terproduksi, tetapi tidak ada rincian yang akan dijadikan dasar dalam penanganan cepat,” terangnya.

Deddy mengakui bahwa saat masih bisa ditangani persoalan sampah yang terproduksi, tetapi jika tidak ada penanganan serius maka akan menjadi potensi persoalan besar nantinya, maka KSB telah ditetapkan sebagai kabupaten yang satu-satunya telah tuntas Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM). “Penanganan secara serius sampah menjadi bukti bahwa KSB memang dapat mempertahankan diri sebagai kabupaten STBM,” tegasnya.

Diakui Deddy bahwa pihak DLH KSB sudah melaksanakan berbagai upaya dan program dalam hal pengurangan sampah, namun belum terlalu massif, sehingga sampai saat ini volume sampah masih tetap tinggi. “Sudah banyak kelompok masyarakat yang mau mengelola sampah untuk dijadikan barang bernilai ekonomis, tetapi target besar adalah pengurangan sampah,” tuturnya. **