BPBD KSB Minta Peralatan Penanganan Bencana Hidrometeorologi

Taliwang, – Wilayah Kabupaten Sumbawa Barat (KSB) termasuk daerah yang berpotensi terjadinya bencana hidrometeorologi, sehingga Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) berharap dukungan peralatan dalam rangka penanganan pasca terjadinya berbagai bencana tersebut.

“Mengingat anggaran untuk pengadaan sejumlah peralatan penanganan pasca bencana hidrometeorologi cukup besar, maka dibutuhkan dukungan dalam bentuk bantuan dari pihak swasta maupun Badan Usaha Milik Negara (BUMN),” kata Abdul Hamid S.Pd selaku Kepala Pelaksana (Kalak) BPBD KSB.

Peralatan yang sangat dibutuhkan itu adalah, mesin penyedot air yang akan dipergunakan saat adanya bencana banjir, chainshaw atau gergaji kayu yang cukup penting saat melakukan penebangan pohon, termasuk tandon yang akan ditempatkan pada sejumlah titik wilayah. “Kita memiliki keterbatasan peralatan penanganan pasca bencana hodrometeorologi,” akunya.

Alasan mendasar sampai mengusulkan bantuan berbagai peralatan, lantaran saat penanganan bencana banjir saat ini, pihak BPBD KSB kesulitan memenuhi permintaan masyarakat untuk melakukan pengurasan sumur air bersih, termasuk penyedotan wilayah yang masih tergenang. “Kami memiliki 5 unit mesin penyedot air, tetapi yang bisa difungsikan hanya 1 unit saja,” tandasnya.

Terkait dengan adanya keinginan mengusulkan puluhan tandon, Abdul Hamid mengingatkan tentang kesulitan tim pemerintah menyalurkan air bersih, karena dengan mengandalkan truk pengangkut air, maka tidak bisa maksimal memberikan pelayanan kepada masyarakat. “Tidak bisa maksimal pelayanan distribusi air bersih kepada masyarakat yang terdampak, namun dengan adanya pemasangan tandon pada wilayah terdampak, maka jumlah distribusi setiap hari akan lebih banyak dan maksimal,” lanjutnya.

Peralatan penanganan pasca bencana itu sendiri dapat dipergunakan secara berkelanjutan, seperti untuk mesin penyedot air akan dipakai untuk membantu petani saat musim kemarau, sementara tandon juga menjadi tempat penampungan air kebutuhan warga saat terjadinya pengurangan debit air tanah. “Kalau mesin penebang pohon dipastikan akan difungsikan setiap waktu,” tegasnya.

Dikesempatan itu Abdul Hamid juga menyampaikan, jika mengacu pada prakiraan yang disampaikan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), bahwa intensitas hujan masih tinggi sampai Maret mendatang, sehingga tetap berpotensi terjadinya bencana badai siklon tropis, badai petir, badai es, tornado, curah hujan ekstrem, banjir, longsor, angin kencang, puting beliung, embun, termasuk suhu dingin. **