Dikbud KSB Bersama Unicef Gelar Lokakarya Tentang Sanitasi Sekolah

Taliwang, – Pemerintah Kabupaten Sumbawa Barat (KSB) melalui Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dikbud) mendapat dukungan United Nations Children’s Fun (Unicef), untuk menyelenggarakan Lokakarya Pengembangan Strategis Komunikasi Manajemen Kebersihan Menstruasi.

Harmansyah S.Pd, M.Pd selaku kabid pembinaan SMP pada Dikbud KSB dikesempatan itu mengingatkan, inovasi program sanitasi sekolah dimulai dari penempatan lokasi toilet yang biasanya berada di belakang kelas (yang gelap, kotor dan seram) dan sekarang ini menjadi di depan. “Penataan itu sendiri menjadi penting untuk membuat anak bisa lebih nyaman, senang dan sehat berada di lingkungan sekolah,” tandasnya.

Masih keterangan Harmansyah, selain desain interior dan eksterior toilet yang dibuat menarik, inovasi sanitasi sekolah disesuaikan dengan standar terkait pengelolaan limbah. Ditambahkannya, inovasi terkait sarana prasarana tersebut diharapkan dapat meningkatkan minat anak untuk bersekolah.

Sementara Titik Soeprijati dari Mitra Samya menyampaikan, sanitasi sekolah merupakan salah satu elemen penting dalam upaya meningkatkan kualitas pendidikan. Peningkatan kesehatan dan kenyamanan siswa di sekolah diyakini secara tidak langsung dapat berkontribusi pada peningkatan angka partisipasi sekolah. Penelitian yang dilakukan United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization (UNESCO) di tahun 2010 menyimpulkan bahwa satu dari lima anak Sekolah Dasar (SD) tidak dapat melanjutkan pendidikan ke jenjang Sekolah Menengah Pertama (SMP), salah satu penyebabnya adalah karena tidak adanya akses pada sarana air dan sanitasi di sekolah. Sementara itu, hasil analisis Data Pokok Pendidikan (Dapodik) tahun 2016 menyebutkan hanya 65 persen SD di Indonesia yang memiliki jamban yang terpisah.

Rostia selaku kepala Kantor Unicef mengingatkan, sanitasi sekolah merupakan bagian dari program Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) yang dikelola bersama Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud), Kementerian Kesehatan (Kemenkes) dan Kementerian Agama (Kemenag). “Program ini berpotensi menjangkau lebih dari 26 juta siswa di lebih dari 250.000 sekolah dan madrasah di seluruh Indonesia,” bebernya.

Integrasi isu sanitasi sekolah dan MKM pada program UKS ke dalam materi pembelajaran di sekolah terus dilakukan. Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah (Ditjen Dikdasmen) Kemendikbud dan Direktorat Jenderal Kesehatan Masyarakat Kemenkes selaku Tim Pembina UKS Pusat, dengan dukungan UNICEF yang bekerjasama dengan PLAN Indonesia, Jejaring AMPL (Air Minum dan Penyehatan Lingkungan) dan SPEAK Indonesia terus mendorong pengarusutamaan MKM sebagai salah satu isu penting dalam sektor pendidikan, kesehatan, dan AMPL. “Pembudayaan hidup bersih di sekolah merupakan pembudayaan nilai-nilai budi pekerti luhur,” ungkapnya. **