Taliwang, – Penindakan pengedar dan rehabilitasi pecandu dan korban penyalahgunaan narkoba adalah upaya penting. Namun yang terpenting adalah upaya mencegah narkoba masuk ke Kabupaten Sumbawa Barat (KSB). Hal itu disampaikan Wakil Bupati KSB, Fud Syaifuddin ST dalam Rapat Koordinasi Tingkat Kabupaten Dengan Dinas Terkait yang digelar Badan Nasional Narkotika KSB (BNN KSB), Kamis pagi 8/2.
Rapat yang berlangsung di Aula Rumah Makan Totang Rasa ini dihadiri unsur TNI, Polres Sumbawa Barat dan Kepala OPD Pemerintah KSB terkait, yakni Dinas Kesehatan, Dinas Sosial, Dinas Pendidikan, RSUD Asy-Syifa’, Puskesmas Poto Tano, Puskesmas Maluk, dan Kesbangpoldagri.
Wakil Bupati Sumbawa Barat menekankan yang penting dari upaya pemberantasan narkoba adalah bagaimana mencegah narkoba masuk ke KSB. Kalau menangkap mudah, karena ada orangnya ada barangnya. Yang berat adalah mencegah masuknya narkoba. Namun jika dipikir, pintunya masuk dari peredaran gelap narkoba ke KSB sudah jelas, ada yang dari laut, darat atau bandara. Termasuk mengawasi apotek yang ada karena banyak obat-obatan yang mengandung narkotika dan psikotropika. Tinggal kini yang perlu dibangun adalah kesungguhan dari Polres dan BNN KSB sebagai leading sektor yang menangani masalah narkoba.
Lanjut Wakil Bupati, Polisi, TNI termasuk BNN KSB memiliki intelejen. Bahkan personil Bhabinkamtibmas dan Babinsa telah ada di setiap Desa/Kelurahan. Maka seharusnya perangkat ini dioptimalkan. Dengan perangkat tersebut, sebenarnya Polisi, TNI dan BNN KSB sudah mengetahui orang yang mengedar atau menyalahgunakan narkoba. Mereka yang diketahui mengedar dan menggunakan agar menyardarkan sehingga tidak lagi tersangkut masalah narkoba. “Kalau narkoba sudah masuk, keberhasilan penanganan bukan pada memenjarakan orang, bukan merehabilitasi orang, yang penting menyadarkan, mari bersama kita menyadarkan agar mereka tidak lagi memakai narkoba,” imbuh Wakil Bupati.
Ulama juga harus mengambil bagian, bekerjasama dengan BNN KSB dan Bagian Kesejahteraan Rakyat Pemerintah KSB berusaha menyadarkan oknum pengedar atau penyalahguna, yakni bisa melalui khutbah jumat tentang bahaya narkoba. Silahkan melaksanakan sosialisasi termasuk ke sekolah-sekolah, tetapi jangan memikirkan anggaran dulu baru melakukan aksi.
Kepala BNN KSB AKBP Jolmadi, S.Pd dalam sambutannya mengatakan, rakor ini merupakan turunan dari porgram nasional. Rakor bukan saja dilaksanakan di tingkat Kabupaten/Kota, tetapi juga tingkat Provinsi. Terkait keberhasilan BNN KSB, secara kasat mata mungkin belum terlihat maksimal, karena belum adanya upaya penindakan. BNN KSB belum bisa melakukan upaya penindakan penangkapan seperti Polres karena terbatasnya personil. Namun keberhasilan yang telah dicapai adalah pada tahun 2017 telah merehabilitasi 17 pecandu/pengguna narkoba dari target sebanyak 20 orang. ‘’Tahun 2018 ditargetkan juga 20, sampai Februari ini sudah ada enam pasien rehabilitasi yang ditangani BNN KSB, satu orang dirujuk ke rumah sakit jiwa,” kata Kepala BNN. **/Hms