Tuntaskan Pilar STBM, DLH KSB Tawarkan Program “Bang Daus”

Taliwang, – Pemerintah Kabupaten Sumbawa Barat (KSB) sangat fokus untuk menuntaskan pilar Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM), sehingga Dinas Lingkungan Hidup (DLH KSB) menawarkan program Lubang Daur Ulang Sampah (Bang Daus) sebagai opsi menyelesaikan 4, yaitu pengelolaan sampah rumah tangga.

“Penuntasan pilar STBM dalam 100 hari kerja, jadi DLH mengajukan rencana tindaklanjut yang bisa cepat dilaksanakan sebagai upaya dalam pengelolaan limba rumah tangga. Program “Bang Daus” termasuk sebagai opsi yang sangat bagus dalam mengajak masyarakat untuk mau memilih dan mengolah sampah rumah tangga masing-masing,” kata Deddy Damhudi Khatim, M.Si selaku kabid pengelolaan sampah dan limba B3 pada DLH KSB, saat ditemui media ini kemarin.

Deddy sapaan akrabnya juga menjelaskan “Bang Daus” adalah lubang untuk mengolah sampah organik rumah tangga menjadi kompos, dimana tidak terlalu membutuhkan ruang yang begitu besar atau dapat memanfaatkan lahan sempit, jadi “Bang Daus” akan membantu mengurangi sampah organik, menyuburkan tanah dan tanaman, menghindari banjir karena lubang juga berfungsi sebagai penyerap air. “Cukup banyak manfaat jika program “Bang Daus” dapat dilaksanakan secara maksimal oleh masyarakat,” ucapnya.

Masih keterangan Deddy, sampah organik yang akan dimasukan dalam “Bang Daus” dalam beberapa pekan akan menjadi pupuk organik yang bisa langsung dimanfaatkan masyarakat sebagai penyubur tanaman, sehingga program itu sendiri bukan hanya mengolah sampah rumah tangga yang organik, tetapi juga mengajarkan masyarakat untuk menyiapkan sendiri pupuk organik (kompos, red). “Warga dapat menyiapkan sendiri pupuk organik, jadi tidak perlu lagi membeli untuk menyuburkan tanaman masing-masing,” tandasnya.

Lanjut Deddy, ada beberapa manfaatkan mengompos atau mengolah sendiri sampah organik dengan “Bang Daus”, diantaranya, mengurangi risiko bencana longsor timbunan sampah, mengurangi jejak karbon dari kendaraan pengangkut sampah, meringankan beban Tempat Pembuangan Akhir (TPA), menutrisi tanah dan makhluk didalamnya, menghasilkan tanaman yang baik dan subur, mengurangi efek gas rumah kaca dan perubahan iklim.

Terkait dengan program “Bang Daus”, DLH KSB saat ini sedang melakukan uji coba pada beberapa rumah tangga di Desa Manemeng kecamatan Brang Ene sebagai pilot projec. Hal itu juga sebagai bentuk sosialisasi kepada masyarakat. “Cukup diyakini bisa menjadi opsi dan mungkin solusi dalam menuntaskan pilar ke-4 pada waktu 100 hari ini,” tuturnya. **