Kembali, PC NU Berhasil Laksanakan Sumbawa Barat Bershalawat II

Taliwang, – Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama Kabupaten Sumbawa Barat (PC NU KSB) telah berhasil melaksanakan berbagai lomba dalam rangka ‘Sumbawa Barat Bershalawat II’. Rangkaian kegiatan itu sendiri telah ditutup pada Sabtu 5/11 kemarin.

Sumbawa Barat Bershalawat II yang dilaksanakan PCNU KSB menjadi rangkaian dalam memeriahkan Hari Ulang Tahun (HUT) KSB ke-19, termasuk peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW, sehingga yang hadir bukan hanya Bupati KSB, Dr Ir H W Musyafirin, MM yang juga sebagai ketua tanfidziyah, tetapi juga menghadirkan TGH Muammar Arafat, SH, MH yang merupakan pimpinan pondok pesantren NU Darul Falah Mataram untuk menyampaikan hikmah maulid.

Abdul Azis, S.Ag selaku sekretaris PCNU KSB berharap dari kegiatan yang dilaksanakan, akan muncul komitmen masyarakat untuk menjadikan shalawat sebagai aktifitas rutin. “Pemerintah KSB memiliki komitmen yang sama dengan PCNU, dimana akan membumikan shalawat sampai terbentuk lingkungan shalawat,” ucapnya.

Dikesempatan itu Azis sapaan akrab juga mengingatkan, jika lomba dalam bungkusan Sumbawa Barat Bershalawat sudah menjadi agenda rutin, namun pelaksanaannya tidak setiap tahun. “Kegiatan ini akan dilaksanakan sekali dalam dua tahun, sehingga ada waktu setahun bagi masyarakat melaksanakan latihan bershalawat maupun barsanji,” lanjutnya.

Semenetara H Firin sapaan Bupati KSB mengajak seluruh komponen masyarakat dan aparatur pemerintahan untuk meneladani sifat nabi Muhammad, termasuk sikap dan perbuatannya, karena sangat relevan dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. “Mari kita terus berbenah diri dengan menunjukan sikap dan perbuatan terbaik, karena kapasitas sebagai aparatur hanya dalam kehidupan didunia saja,” timpalnya.

Diingatkan H Firin, perkembangan zaman akan menggerus budaya dan nilai keagamaan kita semua, tetapi komitmen untuk menjaga diri dengan terus meningkatkan ibadah akan bisa menjaganya. “Kita sebagai umat Islam tidak harus mengikuti arus perubahan zaman, apalagi yang berkaitan dengan akidah Islam, jadi Bershalawat harus dijadikan momentum dalam membentengi diri,” ungkapnya.

TGH Muammar Arafat sebelum menyampaikan hikmah Maulid mengakui, jika disekitar lokasi pondok pesantren miliknya telah terbentuk lingkungan shalawat, tetapi KSB bukan lagi lingkungan, namun kabupaten shalawat. “Saya banyak tahu tentang KSB, dimana pimpinan daerah sangat fokus membuat program yang bersentuhan langsung dengan masyarakat, apalagi itu menjadi kebutuhan pokok,” tandasnya. **