PLTU Kertasari Akan Gunakan Briket, TPA Batu Putih Siap Kerjasama

Taliwang, – Pemerintah Kabupaten Sumbawa Barat (KSB) melalui Unit Pelaksana Tekhnis Dinas (UPTD) yang bertanggung jawab melakukan pemrosesan akhir sampah (TPA Batu Putih), sudah membangun koordinasi serta pembicaraan awal dengan pihak Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Kertasari, lantaran perusahaan penyuplai listrik itu berencana menggunakan Briket atau energi alternatif pengganti bahan bakar yang terbuat limbah organik.

Saiful Muslimin, SE selaku kepala UPTD TPA Batu Putih yang dikonfirmasi media ini mengaku, komunikasi awal untuk mengetahui rencana penggunaan briket sudah dilakukan, bahkan pihak PLTU memastikan jumlah sampah yang akan diolah menjadi benda padat sebagai bahan bakar alternatif. “Jika kerjasama ini terbangun dan direalisasikan, maka sampah yang diproduksi tidak akan cukup untuk memenuhi kebutuhan PLTU,” ucapnya.

Dalam rangka merealisasikan kerjasama dimaksud, TPA Batu Putih membutuhkan berbagai alat pendukung yang pastinya akan menghabiskan anggaran besar. Kebutuhan itu sendiri sedang dikoordinasi dan disampaikan kepada pimpinan. “Untuk mendapatkan alat kerja pembuatan briket diserahkan sepenuhnya kepada pimpinan, semoga dapat terealisasi dalam tahun ini,” lanjutnya.

Masih keterangan Ipoel sapaan akrabnya, sebagai bentuk keseriusan pihak PLTU ingin menggunakan energi alternatif, ada rencana untuk membuat pilot project atau uji coba bersama. “Memang sudah ada pembicaraan untuk melakukan uji coba pembuatan briket, dimana pihak PLTU akan mendukung sepenuhnya, termasuk pelatihan petugas yang nantinya bekerja berkelanjutan,” akunya.

Ipoel mengakui bahwa tidak mudah untuk menyampaikan rencana besar perusahaan menggunakan energi alternatif tersebut, namun dirinya merasa yakin bahwa ini menjadi solusi terbaik bagi pemerintah KSB dalam menyelesaikan persoalan sampah. “PLTU KSB tercatat sebagai salah satu PLTU yang menyuplai listrik dengan sistem kelistrikan co-firing atau proses penambahan biomassa sebagai bahan bakar pengganti parsial atau bahan campuran batu bara di PLTU,” terangnya.

Program Energi Baru Terbarukan (EBT) yang akan dilakukan itu bisa juga dikatakan sebagai Waste to be Energy (sampah diolah menjadi energi). Kegiatan itu juga akan menghabiskan tumpukan sampah yang ada di TPA Batu Putih, karena memang produksi sampah setiap hari berkisar antara 18-20 ton, sementara kebutuhan pembuatan briket jauh lebih banyak. **