MERAWAT KEBHINEKAAN GLOBAL

(Edisi Kurikulum Merdeka)

Oleh: Mulyadi

(Guru SMP Negeri 3 Poto Tano)

“Terima kasih untukmu duta – duta agama dari MTs Negeri 2 Lembata di Gereja St. Maria Banneux Lewoleba. Terima kasih tulus kami umat Gereja Katolik St. Maria Banneux  pada siswa/i MTs Negeri 2 Lembata yang pagi ini datang, masuk dan membersihkan Gereja, tanpa merasa risih dan tanpa takut atau jijik. Ini bagi kami menyejukkan, pemandangan yang luar biasa, Altar dan bagian dalam Gereja dibersihkan putri – putri berjilbab. Sedangkan anak laki – laki mengambil bagian di halaman Gereja. Dua orang ibu guru fokus mendampingi anak – anak dibagian dalam Gereja, dan dua orang lainnya mendampingi anak – anak yang bekerja diluar bangunan Gereja. Ini bagian dari cara institusi pendidikan Islam di Lembata membangun anak – anak Lembata berkarakter dan berjiwa lembut, sejuk dan damai, dalam keberbedaan agama. Memang agama boleh berbeda tetapi penerimaan dan penghargaan terhadap teman – teman yang berbeda agama, musti tetap menjadi bagian tak terpisahkan dari jiwa anak – anak Lembata. Anak – anak dididik untuk saling mencintai apa adanya. Terima kasih untuk contoh kecil yang sudah diberikan melalui institusi pendidikan MTs Negeri 2 Lembata yang dikomandai kepala sekolah Ramlah Budiman, S. Ag. Sedangkan tadi anak – anak didampingi empat orang guru, dua orang guru beragama Islam (Ibu Siti Sahara dan ibu Supartini) dan dua orang guru Katolik (Ibu Maria Nogo dan Ibu Yoviana Tolok). Sedangkan yang datang adalah siswa/i kelas VIII, perwakilan dari kelas A – F”. (Bediona Philipus, FB, 30 Maret 2021).

Setelah peristiwa bersejarah itu di posting di ruang publik melalui media sosial face book, ada sebanyak 401 follower yang memberikan apresiasi positif dengan tanda like atau love dan beberapa follower memberikan komentar diantaranya dengan nama FB nya;

Salut untuk anak –anak MTs Negeri 2 Lembata dan terima kasih sudah membersihkan rumah ibadah kami orang Katolik semoga Tuhan memberkati kalian semua (Kenya Luon). Patut untuk diapresiasi. Ini MTs yang luar biasa ditengah maraknya isu – isu yang memecahbelah bangsa dengan membawa agama sebagai pemicu perpecahan. Salut buat MTs Negeri 2 Lembata. (Aloysius Langoday).

Peristiwa bersejarah yang mencerminkan sikap kebhinekaan dan toleransi juga terjadi di institusi pendidikan SMP Negeri 3 Poto Tano Kabupaten Sumbawa Barat, dimana sejak ditetapkannya Kokarlian sebagai desa sadar kerukunan , yang dilaunching langsung oleh Bupati Sumbawa Barat Dr. Ir. H. W. Musyafirin, MM. ditemani para pimpinan Intansi Vertikal yang ada di Kabupaten Sumbawa Barat yang tergabung dalam Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda). Turut hadir juga Kepala Kantor kementerian Agama kab. Sumbawa Barat, H. Muksin dan Ketua Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Kab. Sumbawa Barat, H. Burhanuddin bersama seluruh anggota FKUB Kab. Sumbawa Barat  pada tanggal   18 Januari 2022.

 Segenap keluarga besar SMP Negeri 3 Poto Tano menyambut baik program pemerintah tersebut dengan menyelenggarakan kegiatan Imtaq bersama bulanan pada setiap hari jum’at minggu kedua.  Kegiatan yang bertajuk “ Bersama kita wujudkan kerukunan dalam kebhinekaan global” melibatkan semua peserta didik yang beragama Islam dan peserta didik yang beragama Hindu serta tokoh agama, tokoh masyarakat dan tokoh pemuda kedua agama tersebut, dengan mengundang pemateri yang berkompoten lintas instansi.  Berdasarkan rilis ringkasan kondisi satuan pendidikan dibandingkan tahun 2022, iklim kebinekaan SMP Negeri 3 Poto Tano mengalami peningkatan paling tinggi.

Inilah cara institusi pendidikan melestarikan kesatuan bangsa dan merawat kebhinekaan global. Saling mengajak untuk menjunjung tinggi kepentingan bersama, saling mengingatkan untuk tidak menonjolkan atau melantangkan kepentingan – kepentingan yang digerakkan semangat fanatisme sara dan sikap primordialisme yang berlebihan.

Sebagai anak bangsa yang hidup di era milenial dan digilitaliasi global saat ini harus mampu merefleksikan dan meyakini bahwa di nusantara ini kita hidup berlainan agama, kita berkewajiban melestarikan warisan sejarah para leluhur kita. Warisan primordial ini bukan untuk disesali atau dipungkiri. Dalam tatanan kerukunan nasional, warisan sejarah ini seyogyanya diyakini kekayaan individu dan bangsa. Sebagai kekayaan individu berarti bahwa selain meyakini kebenaran agama sendiri, kita juga meyakini bahwa orang lainpun meyakini kebenaran agama pilihannya.

Kekayaan psikologis religius ini menumbuhkan tenggang rasa dan hormat sesama pemeluk agama. Kenyataan Bhineka Tunggal Ika dalam suku bangsa, Bahasa, budaya, dan agama adalah institusi – institusi yang membentuk dan mewarnai pengalaman bernegara kita. Dalam konteks Bhineka Tunggal Ika ini, kita bangsa Indonesia terikat oleh budaya sendiri, dan inilah yang membedakan kita dengan bangsa lain. Pemahaman dan pengamalan agama yang baik dari para pemeluknya, menjadi modal besar terhadap efektivitas kontrol sosial.

Sekolah dengan fungsi yang dimainkannya dapat juga dimaknai sebagai alat kontrol atau lembaga yang memberikan legitimasi terhadap situasi sosial sekarang ini. Dengan kata lain, sekolah menjadi tempat yang paling efektif untuk sosialisasi dan internalisasi nilai – nilai normatif sebagai nilai luhur bangsa.

Dalam kurikulum Merdeka, pengembangan Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) menjadi satu dari tiga komponen utama. Profil pelajar Pancasila memiliki enam dimensi, salah satunya adalah dimensi berkebinekaan global. Dimensi ini mengarahkan agar pelajar Indonesia mempertahankan budaya luhur, lokalitas, serta identitasnya, sembari tetap berpikiran terbuka dalam berinteraksi dengan budaya lain. Perilaku pelajar Pancasila ini menumbuhkan rasa saling menghargai dan memungkinkan terbentuknya budaya baru yang positif dan tidak bertentangan dengan budaya luhur bangsa.

Dalam dimensi ini terdapat empat elemen kunci; berkebinekaan global adalah mengenal dan menghargai budaya, kemampuan komunikasi interkultural dalam berinteraksi dengan sesama, refleksi dan tanggung jawab terhadap pengalaman kebinekaan serta berkeadilan sosial.

Jikalau elemen dari dimensi berkhebinekaan global ini mampu dilaksanakan dengan baik di satuan pendidikan  maka sub elemen sebagai tujuan dari dimensi ini akan menghasilkan pelajar Indonesia yang mampu memahami budaya dan identitas budaya, mengeskplorasi dan membandingkan pengetahuan budaya, kepercayaan serta praktiknya, menumbuhkan rasa menghormati terhadap keanekaragaman budaya.

Disamping itu, pelajar Indonesia bisa menghilangkan stereotip dan prasangka serta menyelaraskan perbedaan budaya. Aktif membangun masyarakat yang inklusif, adil, dan berkelanjutan. Berpartisipasi dalam proses pengambilan keputusan bersama dan memahami peran individu dalam demokrasi.

Dalam interaksi sosial keseharian pelajar Indonesia baik di sekolah, dilingkungan tempat tinggal maupun di masyarakat umum harus lebih mengedepankan sikap saling menghargai, memahami keadaan, simpati dan empati antara sesama. Para pelajar indonesia dianjurkan saling belajar memperluas wawasan pengetahuan tentang budaya dan tradisi masyarakat lain sebagai perwujudan rasa cinta dan kasih sayang antara sesama.

Psikolog Bona Sardo mengatakan, cinta dan kasih sayang merupakan salah satu kebutuhan yang sangat mendasar dalam hidup manusia. Tanpa cinta dan kasih sayang, hal-hal negatif dapat terus mengintai kehidupan. Hal yang bersifat negatif lebih banyak merugikan manusia itu sendiri.

Bona mengatakan, berdasarkan sebuah penelitian, orang-orang yang mengumbar kebencian, termasuk di media sosial, cederung lebih depresif dan secara kepribadian lebih banyak mengalami kecemasan dan kebencian. Kebencian itu tak hanya terhadap orang lain, tetapi bisa juga terhadap dirinya sendiri. “Kalau orang-orang yang lebih dominan menebarkan kata-kata atau hal yang sifatnya positif, netral, dan penuh cinta kasih, secara kepribadian lebih terbuka dengan pengalaman, tidak kaku, jadi terbuka dengan berbagai hal yang berbeda.

Apa yang dilakukan oleh para pelajar MTs Negeri 2 Lembata Provinsi Nusa Tenggara Timur di Gereja St. Maria Banneux Lewoleba dan program imtaq bersama yang ada di SMP Negeri 3 Poto Tano Kabupaten Sumbawa Barat Provinsi Nusa Tenggara Barat merupakan bukti geliat aksi nyata dalam rangka mewujudkan Indonesia damai dalam keberagaman, dan secara universal para pelajar Indonesia diharapkan mampu meresapi nilai – nilai toleransi, budaya dan keindonesiaan sehingga mampu menjadi duta perdamaian dalam bingkai kebhinekaan global.

Related: operational definition of walking, national anthem fa cup final, atlanta avenue web series cast, why do i keep finding dead bees in my house, what can be generalized from a purposive sample, arizona dachshund rescue, 1240 am russian radio chicago, houses for rent in claypool, az, black lgbt clubs near virginia, bill glass net worth, cole and morgan roberts, san diego senior hiking groups, mongodb for financial data, anacortes police blotter, how to climb stairs without getting tired,Related: minimum land size for duplex blacktown council, heritier lumumba net worth, town of pamelia ny water department, dormir con la cabeza tapada santeria, leake county correctional facility commissary, fish and anchor lampeter mike, digital art curriculum high school, waukesha parade video unedited, dyadema italy website, and the band played on book fauci, paul mccartney manager, abcmouse reset learning path, ian schrager star wars, jefferson parish arrests march 2021, how to wrap a winter scarf around your face,