Tanggap Darurat Diperpanjang, BPBD KSB Tetap Distribusi Air Bersih

Taliwang, – Pemerintah Kabupaten Sumbawa Barat (KSB) melalui Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), tetap melakukan pendistribusian air bersih pada sejumlah wilayah terdampak musim kemarau (kekeringan), karena telah ditetapkan perpanjangan masa tanggap darurat sampai 29 Oktober mendatang.

“Masa tanggap darurat telah berakhir pada 29 September lalu, sementara pada wilayah terdampak masih membutuhkan air bersih atau belum ada tanda akan adanya hujan sebagai penambah debit air, sehingga pemerintah mengeluarkan keputusan tentang perpanjangan masa tanggap darurat selama bulan Oktober ini,” kata Abdul Hamid S.Pd selaku Kepala Pelaksana (Kalak) BPBD KSB saat dikonfirmasi media ini melalui selularnya, kemarin.

Lantaran telah ada penetapan perpanjangan masa tanggap darurat, maka tim BPBD KSB tetap melanjutkan pendistribusian air bersih pada wilayah terdampak. “Sudah dipastikan ada perpanjangan masa tanggap darurat, jadi kami dari BPBD KSB tetap melakukan pendistribusian air pada wilayah yang ditetapkan,” lanjutnya.

Pada masa perpanjangan ini, wilayah terdampak dan dilayani untuk pendistribusian air bersih tidak berbeda dari sebelumnya, karena memang belum ada permintaan dari pimpinan wilayah setempat. “Wilayah yang terlayani ada di kecamatan Poto Tano, khusus untuk Desa Desa Poto Tano, Desa Kiantar dan Desa Tambak Sari, termasuk Desa Seloto yang berada di kecamatan Taliwang.

Sementara wilayah terdampak di Kecamatan Seteluk ada di Desa Kelanir, Desa Lamusung dan Desa Air Suning. Untuk wilayah Kecamatan Brang Rea yang terdampak berada pada Desa Moteng, Desa Sapugara Bree, Desa Bangkat Monteh dan Desa Lamuntet. “Jumlah wilayah itu bisa saja akan terus bertambah, mengingat kondisi alam yang membuat debit air berkurang,” katanya sambil meminta kepada masyarakat untuk mengurangi penggunaan air.

Disampaikan Hamid sapaan akrabnya, dari data sementara yang dimiliki BPBD KSB, jumlah Kepala Keluarga (KK) yang terdampak kekeringan dan membutuhkan air bersih mencapai 1.363 KK atau sebanyak 4.089 jiwa. “Volume air yang kami distribusikan sejak penetapan tanggap darurat terus bertambah seiring dengan makin meluas daerah terdampak,” lanjutnya.

Hamid tidak membantah tentang adanya potensi perluasan wilayah terdampak kekeringan, mengingat dari prediksi yang disampaikan Badan Metereologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), jika kemarau akan terjadi sampai awal tahun mendatang. “Jika kemarau terus melanda, maka potensi wilayah lain akan kesulitan air bersih sangat memungkinkan,” timpalnya. **