Minim Fasilitas, BPBD KSB Kesulitan Lakukan Pemangkasan Pohon

Taliwang, – Pemerintah Kabupaten Sumbawa Barat (KSB) melalui Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), kesulitan melakukan pemangkasan pohon tinggi yang berada disepanjang ruas jalan, lantaran fasilitas serta sarana pendukung sangat minim dan tidak mendukung.

“Salah satu sarana penting yang dibutuhkan untuk melakukan pemangkasan adalah kendaraan berat jenis truck crane, karena dalam pemangkasan pohon disepanjang jalan harus diawali pada bagian tertinggi. Jadi tidak mungkin untuk melakukan pemangkasan atau penebangan dengan cara memanjat,” ucap Abdul Hamid S.Pd selaku Kepala Pelaksana (Kalak) BPBD KSB saat dikonfirmasi media ini, kemarin.

Masih keterangan Abdul Hamid, jika jumlah pohon yang harus ditangani atau ditebang dalam rangka mengantisipasi tumbang saat hujan dan angin kencang cukup banyak, bahkan dalam survey serta pendataan yang dilakukan tim BPBD mencapai seribuan pohon. “Dari ruas jalan kecamatan Poto Tano sampai ujung kecamatan Sekongkang, setidaknya lebih dari seribu pohon yang sudah cukup tinggi,” ungkapnya.

Mengingat kebutuhan atas kendaraan truck crane sangat penting, Abdul Hamid mengaku jika dirinya sedang mengusulkan anggaran untuk pengadaannya dan berharap mendapatkan respon dari pimpinan daerah. “Sudah saya coba usulkan anggaran, jadi tinggal menunggu bentuk realisasinya saja,” lanjutnya.

Dikesempatan itu Hamid sapaan akrabnya menjelaskan pentingnya melakukan pemangkasan pohon tinggi, termasuk kenapa harus menggunakan truck crane. Disampaikan bahwa saat hujan lebat pohon tinggi sangat rawan tumbang, sehingga harus dilakukan pemangkasan sebagai upaya pencegahan terjadinya bencana disepanjang ruas jalan, terus disekitar pohon pasti banyak kabel listrik, telpon maupun kabel jaringan lain, jadi kalau langsung dipangkas akan berpotensi terjadi merusak atau memutus kabel tersebut. “Pohon yang berada disepanjang jalan harus dipangkas secara bertahab, bukan ditebang sampai batang bawah,” terangnya.

Meskipun fasilitas berupa truck crane belum dimiliki, Hamid mengaku jika pihaknya tetap melakukan aktifitas penebangan pohon yang dinilai sangat rawan tumbang, meskipun dengan cara meminjam pada pihak lain yang memiliki fasilitas dimaksud. “Kalau sistem pinjam, maka tidak bisa maksimal melayani permintaan masyarakat untuk melakukan penebangan pohon,” tandasnya. **